Istilahnya, melihat karakter perempuan dari seorang perempuan yang riil yang tidak diseksualisasi, disensualisasi...
Tokyo (ANTARA) - Sutradara Mouly Surya mengatakan perempuan mesti terlibat dalam pembuatan film baik sebagai sutradara maupun sebagai produser untuk membentuk personifikasi perempuan yang murni dari perspektif perempuan.

“Personifikasi perempuan dalam film itu sesuatu yang sangat penting untuk generasi ke depan, melihat perempuan enggak dari kacamata seorang laki-laki, melihat karakter seorang perempuan dari perempuan juga,” kata Mouly kepada ANTARA di Tokyo, Rabu.

Dengan cara itu karakter perempuan dalam film terlihat nyata dan menghindari menampilkan stereotip perempuan yang dilihat dari perspektif laki-laki, sambung dia.

"Istilahnya, melihat karakter perempuan dari seorang perempuan yang riil yang tidak diseksualisasi, disensualisasi dan punya dream keinginan, tidak jadi seorang femme fatale kalau dia karakternya jahat," kata dia.

Saat ini, dia mengakui dunia perfilman, terutama penyutradaraan, masih didominasi pria meskipun sudah banyak sutradara perempuan yang berkarya, seperti Nia Dinata, Kamila Andini, dan Gina S. Noer.

Baca juga: KBRI: Prestasi Mouly Surya bukti sineas Indonesia punya kapasitas

"Film itu istilahnya mainannya cowok. Kalau ada istilahnya mainan cewek itu warna pink, mainan cowok itu warna biru, nah film itu warna biru. Film itu memang warna biru bukan mainan kita. Saya kebetulan dari kecil senang main mobil-mobilan, mainan cowok dan sekarang banyak sutradara perempuan mulai bermunculan itu encouraging sekali ya,” kata dia.

Mouly, melalui salah satu karyanya berjudul "Marlina Si Pembunuh Empat Babak", menampilkan sosok yang mendobrak stigma perempuan dalam masyarakat pada umumnya.

Film itu juga turut mengantarkan dia meraih Kurosawa Akira Award dalam Tokyo International Film Festival 2023 di mana salah satu juri Yoji Yamada menyebut film tersebut menggebrak perfilman dunia dengan penggambaran Indonesia yang jarang terlihat di dunia.

Mouly berharap banyak sineas muda, terutama perempuan,  terlibat dalam pembuatan film yang saat ini angkanya mulai naik.

"Itulah kenapa penting perempuan menjadi sutradara, perempuan menjadi produser dalam pembuatan film untuk personifikasi-personifikasi tersebut," kata dia.

Baca juga: Mouly Surya, sutradara perempuan pertama raih Kurosawa Akira Award

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023