Sidoarjo (ANTARA News) - Skenario pertama untuk menyumbat sumber luapan lumpur panas di sumur eksplorasi Lapindo Brantas Inc tak mungkin dilakukan, namun skenario pertama dengan snubbing unit tidak sia-sia, karena dapat menemukan posisi fish (mata bor) yang tersangkut di kedalaman 2.981 feet.
"Snubbing unit tak dapat diteruskan dengan skenario pertama, tapi snubbing unit sudah dapat mendeteksi posisi fish, kemudian kami akan menempuh skenario dua," ujar Wakil Kepala BP Migas, Dr Ir RS Trijana Kartoatmodjo, dalam konferensi pers di pendopo Kabupaten Sidoarjo, Sabtu.
Didampingi pimpinan Lapindo Brantas Inc dan Ketua Tim Investigasi Independen dari Kementerian ESDM Dr Ing Ir Rudi Rubiandini RS, ia menjelaskan skenario pertama yang disiapkan sebenarnya lebih mudah, karena tinggal menerjunkan pipa hingga kedalaman paling akhir untuk mengalirkan lumpur berat dan semen guna menutup sumber lumpur itu.
"Untuk skenario kedua akan tetap dilakukan melalui sumur BJP-1, tapi berbelok menyamping (side tracking) dan akhirnya kembali ke posisi sumur BJP-1 untuk mengalirkan lumpur berat dan semen yang nantinya menutup sumber luapan," paparnya.
Menurut dia, skenario kedua membutuhkan waktu satu bulan, sedangkan skenario pertama hanya memakan waktu dua minggu dan jika nantinya terpaksa harus menggunakan skenario ketiga, maka akan memakan waktu lebih lama yakni tiga bulan hingga September-Oktober 2006.
"Skenario kedua atau skenario milling itu memang memiliki alternatif lain yakni skenario ketiga. Cara ketiga adalah penutupan dilakukan dengan membuat penutupan melalui sumur baru yang berjarak 300-400 meter dari sumur BJP-1, kemudian dilakukan relief well atau pengeboran miring dan langsung memasukkan lumpur berat dan semen ke sumber luapan di kedalaman 6.150-8.500 kaki (feet)," ucapnya.
Ia menegaskan, upaya mempercepat skenario dua dilakukan dengan mendatangkan rig (menara bor) dari Cirebon yang memiliki kekuatan dua kali lipat dari rig pada skenario satu. Rig itu diperkirakan datang di Sidoarjo dalam lima hari ke depan.
"Untuk persiapan, dalam seminggu ke depan akan dilakukan lima pekerjaan, yaitu membersihkan lubang dengan bit (pahat) sampai puncak fish, menangkap fish dengan alat pancing, membersihkan lubang bit dengan CTU (Coiled Tubing Unit), melakukan test integritas sampai 4.241 feet, serta melakukan Logging Free Point Indicator untuk menentukan posisi jepitan terhadap fish," ungkapnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006