Istanbul (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (2/11), mengatakan bahwa negaranya "senang" dengan restorasi dan pengembangan hubungan dengan Afrika.

"Hubungan Rusia dengan Afrika berkembang dengan intensif, terbukti dari hasil KTT Rusia-Afrika pada musim panas ini di St. Petersburg. Kami sangat senang bahwa hubungan kami dengan benua Afrika dipulihkan dan dikembangkan," kata Putin setelah pertemuan dengan Presiden Guinea Ekuatorial Teodoro Obiang Nguema Masogo di Moskow.

Putin menyatakan perlunya fokus pada pengembangan hubungan perdagangan dan ekonomi antara Moskow dan Malabo, mengatakan bahwa minat perusahaan-perusahaan Rusia yang bekerja di Afrika pada umumnya dan di Guinea Ekuatorial cukup tinggi.

Presiden Rusia lebih lanjut mengatakan bahwa dia dan timpalannya dari Guinea Ekuatorial memiliki "banyak kepentingan bersama," yang menunjukkan adanya peluang untuk mengembangkan potensi dalam hubungan mereka dengan Moskow, terutama yang berkaitan dengan pertambangan.

"Kami juga membicarakan masalah keamanan, seperti yang sudah saya katakan, tentang hubungan dengan negara-negara di kawasan. Kami sepakat tentang apa dan bagaimana kami akan berbuat lebih jauh di bidang ini. Mengenai hubungan perdagangan dan ekonomi, kami sepakat untuk memberikan kesempatan kepada rekan-rekan kami yang hadir hari ini," tambah Putin.

Sementara itu, Nguema Mbasogo mengatakan bahwa Rusia adalah mitra tradisional dan strategis Guinea Ekuatorial dan benua Afrika, yang lebih lanjut menyatakan bahwa Moskow berkontribusi dan memperjuangkan kemerdekaan negara-negara Afrika.

“Jelas sekali, Afrika sedang dieksploitasi secara besar-besaran saat ini. Afrika perlu berkembang. Lebih dari satu abad telah berlalu sejak Afrika memperoleh kemerdekaan, namun kita masih terbelakang secara ekonomi. Bukan karena Afrika tidak bisa berkembang, tapi karena sumber daya alam kita dimanfaatkan – kita dieksploitasi. Dan ini menghambat pembangunan Afrika,” katanya.

Nguema Mbasogo berterima kasih kepada Rusia atas keputusannya untuk membuka kembali kedutaan besarnya di Guinea Ekuatorial, dan mengartikannya sebagai keputusan “sangat penting” yang akan membawa perkembangan politik tidak hanya di negaranya tetapi juga di Afrika Tengah.

“Saya yakin Rusia, sebagai mitra utama Afrika, harus memantau keamanan negara-negara Afrika agar mereka terus berjuang melawan lemahnya tingkat pembangunan mereka,” tambahnya.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Guinea Ekuatorial punya perdana menteri perempuan pertama
Baca juga: Ledakan di markas militer Guinea-Ekuatorial tewaskan 15 orang

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023