Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo memuji semangat Bhinneka Tunggal Ika yang terwujud nyata dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

"Di sini, saya melihat semangat Bhinneka Tunggal Ika bisa diwujudkan secara nyata dan Indonesia adalah negara besar, terdiri atas berbagai suku, agama, budaya," kata Jokowi saat menghadiri Festival Dangai Ehau di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, Jumat.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia yang bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Baca juga: Jokowi: Keberadaan BI di IKN tingkatkan kepercayaan dunia usaha

Berdasarkan tayangan video yang dipantau di Jakarta, Jumat, Jokowi mengatakan hidup masyarakat di Kabupaten Kutai Barat terdiri atas berbagai suku, seperti Suku Dayak Aoheng, Suku Dayak Tunjung, Suku Dayak Kenyah, Suku Dayak Benuaq, dan Suku Melayu.

Seluruh suku di Kutai Barat itu memiliki tradisi berbeda-beda, tetapi tetap menjaga kerukunan antara satu dengan yang lain.

"Tetapi tetap hidup rukun, saling menghormati, dan penuh kegembiraan. Saya lihat di sini, saya tahu di sini, semua rukun-rukun, selalu jaga kekompakan, kerukunan, betul," jelas Jokowi.

Baca juga: Jokowi: PLTS di IKN mampu kurangi 104 ribu ton emisi karbon tiap tahun

Dia mengaku sangat senang dan gembira bisa hadir di Kabupaten Kutai Barat, daerah yang memiliki semboyan Tanaa Purai Ngeriman, untuk menghadiri Festival Dahau sekaligus memperingati HUT ke-24 Kabupaten Kutai Barat.

"Menjadi kewajiban kita, melestarikan dan memajukan kebudayaan daerah, menggerakkan industri kreatif di daerah, dan melalui festival-festival budaya seperti ini kita bisa saling belajar tentang kekayaan tradisi dan nilai-nilai budaya, toleransi, keharmonisan yang telah diwariskan leluhur kita," ujar Jokowi.

Presiden Jokowi berterima kasih kepada masyarakat Kabupaten Kutai Barat, terutama Suku Dayak, karena sudah memberikan gelar kepadanya dan memberi dukungan terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca juga: Jokowi "groundbreaking" PLTS IKN

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023