Kebetulan saya sudah coba ke tempat yang lain. Ini baru pertama kali saya ke Karuizawa
Karuizawa (ANTARA) - Kota Kruizawa adalah destinasi dengan pesona musim gugur yang terletak di Distrik Kitasaku, wilayah Timur Laut Prefektur Nagano, Jepang.

Wisatawan lokal dan asing memadati sejumlah destinasi wisata, terutama untuk menyaksikan sekaligus mengabadikan pemandangan Momiji atau daun maple khas Jepang yang mulai berubah warna menjadi kuning, oranye dan merah.

Salah satu wisatawan dari Indonesia, Indri, saat ditemui di Kumobaike Pond, Karuizawa, Senin, mengaku memilih Karuizawa karena menjadi salah satu lokasi di mana daun-daun itu berubah warna terlebih dahulu dibandingkan wilayah-wilayah lain.

"Kebetulan saya sudah coba ke tempat yang lain. Ini baru pertama kali saya ke Karuizawa. Saya saya di Jepang ini rencananya mau mengejar autumn (musim gugur). Setelah browsing di sini lebih duluan ya merah-merahnya dibanding yang lain," kata dia.

Indri memilih Jepang sebagai wisata pertamanya setelah pandemi karena keindahan alam, kemudahan akses transportasi dan beragam wisata kuliner serta banyak hal unik dan menarik untuk ditemukan.

Selain itu, dia menambahkan, kini wisata di Jepang juga kian ramah untuk pelancong Muslim, mulai dari makanan halal hingga ketersediaan tempat beribadah.

“Kalau buat yang Muslim di sini sudah ada tempat shalat ya. Jadi, pemerintah Jepang ini benar-benar cukup mengakomodasi wisatawan khususnya umat Muslim,” ujar wanita berhijab itu.

Baca juga: Bertemu PM Jepang, Anwar bahas banyak hal, dari investasi hingga Gaza

Wisatawan melintasi jembatan di Danau Kumobaike, Karuizawa, Prefektur Nagano. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Alif, mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di Nagasaki University, pun tidak mau ketinggalan melewatkan momentum daun-daun Momiji yang tengah menampakkan keindahannya itu.

“Kalau di Nagano ini terkenal banget soal Karuizawa di musim gugur kayak saat ini Momiji di sini itu sangat indah warnanya merah. Terus pohon Ginko-nya juga warnanya kuning jadi vibes-nya autum-nya dapet,” kata dia.

Menurut Alif, pemandangan itu merupakan visual yang langka, terutama bagi wisatawan dari negara-negara tropis seperti Indonesia.

"Karena aku kan orang Indonesia ya di Indonesia itu kayak musim gugur itu enggak ada jadi kesannya kayak amazed banget. Autumn itu memang kayak gini ya daunnya itu bisa berubah warna jadi kayak hal baru lah jadinya. Dan kayaknya semua orang Indonesia pengin merasakan momen-momen seperti ini," kata dia.

Salah satu destinasi wisata populer adalah Kumobaike Pond, yakni danau seluas 1.050 meter yang dikelilingi pohon-pohon momiji serta berbagai tanaman yang daun-daunnya menampilkan gradasi warna khas musim gugur.

Air dalam danau tersebut berasal dari letusan mata air dari penginapan yang sejak zaman Edo digunakan untuk menyajikan makanan kepada bangsawan Jepang. Secara historis, air tersebut disebut Gozensui atau air untuk makanan para bangsawan.

Danau yang disebut Swan Lake atau Danau Angsa itu adalah tempat singgah angsa yang bermigrasi sehingga tidak heran bila ditemukan bebek dan angsa di sana.

Untuk menuju Kumobaike Pond, pengunjung dapat berjalan kaki atau menyewa sepeda karena jaraknya hanya 1,6 kilometer dari Stasiun Karuizawa.

Baca juga: Jepang mulai pembuangan ketiga air Fukushima ke laut meski ditentang

Air terjun Uodome, Karuizawa, Prefektur Nagano. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Selain itu, destinasi terkenal lainnya adalah air terjun Shiraito yang memiliki bentuk khas, yakni setengah lingkaran seluas 70 meter dan tinggi tiga meter.

Tidak perlu menjelajah jalan terjal, lokasi air terjun cukup mudah diakses dengan berjalan karena hanya berjarak 150 meter dari jalan raya.

Selain air terjun Shiraito, berbagai titik air terjun juga bisa ditemukan tidak jauh dari lokasi itu, seperti air terjun Uodome dan Asamaohtaki.

Pengunjung bisa mengakses Karuizawa dari Tokyo dengan kereta peluru (shinkansen) dengan jarak tempuh 1,5 jam atau pun bus sekitar tiga jam.

Baca juga: Jepang mulai lepaskan air olahan pendingin radioaktif Fukushima ketiga
 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023