Kalau sementara ini saya lihat memang besinya tinggi di sana, harus ada unsur yang menetralisir
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengemukakan program lumbung pangan nasional di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, terhambat oleh kandungan zat besi yang relatif tinggi, sehingga mempengaruhi tingkat kesuburan lahan.

"Kalau sementara ini saya lihat memang besinya tinggi di sana, harus ada unsur yang menetralisir," kata Moeldoko di Istana Merdeka Jakarta, Senin.

Ia mengatakan program Merauke sebagai lumbung pangan nasional yang digulirkan pemerintah sejak 2010 hingga kini belum menunjukkan kemajuan yang berarti.

Menurut Moeldoko, padi yang ditanam tidak dapat tumbuh optimal sebab zat besi yang terkandung di dalam tanah mempengaruhi PH atau tingkat keasaman tanah di wilayah setempat.

"Tanah itu kalau ada zat besinya agak mempengaruhi PH, sehingga tanaman itu menjadi kuning. Nah nggak begitu subur banget," katanya.

Baca juga: Presiden canangkan Merauke jadi lumbung padi nasional

Moeldoko mengatakan upaya untuk merealisasikan Merauke sebagai lumbung pangan nasional membutuhkan upaya keras pemerintah untuk menetralisasi zat besi yang terkandung di dalam tanah.

"Untuk kondisi itu kan mesti didalami, kenapa Merauke dari dulu tidak bisa bertumbuh dengan baik dalam pengembangan agrifood-nya? apakah ada sesuatu? ini perlu dipikirkan," kata Moeldoko.

Meoldoko mengatakan pengusaha nasional Arifin Panigoro pernah datang untuk memanen padi dari sawah modern yang ia kembangkan di Merauke, Provinsi Papua, pada 2015.

Pemilik Medco Group itu mengembangkan sawah seluas lima ribu hektare di Merauke dengan konsep modern, seperti yang sudah diterapkan di negara-negara lain seperti Vietnam, Thailand, dan Amerika Serikat.

Baca juga: Merauke diprediksi mampu produksi padi 1,5 juta ton

Semua alat yang digunakan dari menanam benih sampai panen pun menggunakan teknologi yang mutakhir.

"Dulu pernah kan Pak Arifin Panigoro ke sana, akhirnya nggak tahan dia. Saya pernah ke sana dulu," kata Moeldoko

Dalam kesempatan itu Moeldoko menyampaikan laporan rutin kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mewaspadai siklus tanaman padi di Indonesia yang mengalami kecenderungan penurunan produksi pada Desember dan Januari.

"Kami selalu laporkan kepada Presiden pada bulan-bulan Januari perlu diwaspadai, karena kebiasaannya turun (produksi). Ini grafik nasionalnya begitu, sudah beberapa tahun memang begitu pada bulan Desember, Januari, grafiknya turun. Nanti pelan-pelan naik Februari, puncaknya di April nanti itu panen raya," kata Moeldoko.



 

Pewarta: Andi Firdaus, Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023