Saya tidak kaget ini turun karena dari faktor eksternal maupun domestik.
Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan bahwa capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2023 menurun karena terdampak faktor eksternal dan domestik.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 sebesar 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurun dibandingkan dengan kuartal III-2022 sebesar 5,73 persen secara year on year (yoy) dan lebih rendah dari 5,17 persen pada kuartal II-2023.

"Saya tidak kaget ini turun karena dari faktor eksternal maupun domestik," kata Esther saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Baca juga: Pengamat sebut pertumbuhan ekonomi triwulan III 2023 cukup optimal

Esther menuturkan faktor eksternal berupa ketegangan geopolitik yakni perang Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung sehingga mengakibatkan terganggunya suplai gandum dan energi gas, disertai kenaikan harga barang tersebut.

Di sisi lain, fenomena El Nino yang berkepanjangan menyebabkan kekeringan dan gagal panen. Produksi bahan pangan di Indonesia, Thailand, Vietnam, India dan beberapa negara lain juga terdampak El Nino.

Alhasil, sejumlah negara menghentikan ekspor bahan pangan mereka karena khawatir kekurangan komoditas pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal itu berpotensi menyebabkan kelangkaan bahan pangan di pasar global. Jika suplai terbatas, maka harga komoditas bisa melonjak naik.

Sementara itu, dari faktor domestik, Esther menuturkan secara fundamental, ekonomi dalam negeri bersifat tidak berkelanjutan karena pertumbuhan ekonomi lebih dominan digerakkan oleh konsumsi rumah tangga sementara investasi dan ekspor belum berkontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu, menurut dia, investasi dan ekspor perlu lebih dominan memacu perekonomian nasional.

Baca juga: BPS: Pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian timur tinggi dan impresif

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada kuartal III-2023, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.296,0 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.124,9 triliun.

Dari segi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 dengan kontribusi pertumbuhan 2,63 persen year on year (yoy).

"Konsumsi rumah tangga terus tumbuh seiring terkendalinya inflasi,” ujar Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi dikontribusikan oleh sektor transportasi dan komunikasi, yang tercermin dari peningkatan penjualan sepeda motor dan penumpang angkutan rel laut dan udara, serta restoran dan hotel.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023