Secara jumlah memang ini perlu terus diwaspadai, karena sebagian besar perusahaan yang bangkit dari pandemi lebih memprioritaskan merekrut mereka yang dirumahkan saat pandemi dibandingkan melakukan rekrutmen baru. Itu tantangannya
Jakarta (ANTARA) - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan meski jumlah pengangguran di Tanah Air pada Agustus 2023 menunjukkan penurunan namun tetap perlu diwaspadai.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta orang per Agustus 2023 atau setara dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,32 pesen dari total 147,71 juta angkatan kerja.

Jumlah pengangguran itu lebih rendah 0,54 persen dibanding Agustus 2022, yang mencapai 8,42 juta orang. Meski terus menurun, jumlah dan tingkat pengangguran itu masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan pada Agustus 2019 atau sebelum pandemi, yakni 7,1 juta orang.

“Secara jumlah memang ini perlu terus diwaspadai, karena sebagian besar perusahaan yang bangkit dari pandemi lebih memprioritaskan merekrut mereka yang dirumahkan saat pandemi dibandingkan melakukan rekrutmen baru. Itu tantangannya,” ujar Bhima saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Menurut Bhima, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan dapat terus berperan dalam mengatasi persoalan pengangguran di Indonesia, dengan lebih aktif dalam menciptakan peluang pekerjaan sambil menunggu pemulihan penuh dari sektor swasta.

Kemudian, lanjut Bhima, salah satu yang menjadi langkah krusial adalah meningkatkan penawaran tenaga kerja dengan memastikan kesesuaian antara keahlian dan kebutuhan pasar.

“Ya tentu dari segi penawaran tenaga kerja harus didorong terus ya. Kesesuaian antara keahlian, lulusan sekolah vokasi, SMK itu dengan pasar tenaga kerja,” kata Bhima.

Selanjutnya, penekanan pada investasi padat karya juga ikut menjadi kunci, sehingga investasinya pun dapat lebih berkualitas dengan menyerap tenaga kerja lokal.

“Tentunya adalah mendorong terus industrialisasi sehingga dari sektor industri manufaktur bisa lebih banyak menyediakan lapangan kerja baru,” ujar Bhima.

Bhima menambahkan, dengan memacu pertumbuhan sektor industri manufaktur, diharapkan dapat tercipta lebih banyak lapangan kerja baru. Upaya tersebut juga sejalan dengan langkah-langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan fokus pada langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat membuka peluang baru dalam hal lapangan pekerjaan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berdaya saing.

Baca juga: BPS catat 94,68 persen angkatan kerja Indonesia terserap pasar kerja
Baca juga: Menaker tekan angka pengangguran melalui peningkatan kompetensi
Baca juga: Kemnaker sebut terbatasnya lapangan kerja tantangan bonus demografi


Pewarta: Putri Hanifa
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023