Program ini tidak hanya menghasilkan perbaikan ekonomi yang menjadikan masyarakat lebih mandiri dan berdaya...
Jakarta (ANTARA) - Pertamina EP Donggi Matindok Field (PEP DMF) melakukan program inovasi sosial Kokolomboi Lestari yakni kegiatan konservasi hutan dengan memberdayakan masyarakat Adat Togong Tanga di Sulawesi Tengah, berbasis budi daya lebah (apikultur).

Program ini untuk menjawab penurunan kualitas lingkungan akibat aktivitas masyarakat Desa Leme-Leme Darat, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan hasil hutan.

Field Manager PEP DMF Ridwan Kiay Demak dalam keterangan di Jakarta, Senin menjelaskan budi daya lebah madu menjadi salah satu upaya rehabilitasi kawasan hutan mengingat peran lebah sebagai pollinator yang membantu penyerbukan tanaman di sekitar kawasan.

“Program ini tidak hanya menghasilkan perbaikan ekonomi yang menjadikan masyarakat lebih mandiri dan berdaya, namun yang terpenting adalah transformasi perilaku kelompok binaan menjadi pejuang lingkungan,” ujar Ridwan.

Selain itu, menurut dia, budi daya lebah madu ini juga menjadi mata pencaharian masyarakat dari yang sebelumnya menjual kayu hasil hutan dan berburu satwa. Petani madu yang terlibat di dalam kawasan taman Kehati Kokolomboi mencapai 10 orang dengan kemampuan panen sebesar 800 – 1200 liter/ tahun.

Kelompok tani madu Kokolomboi turut melibatkan petani madu di luar kawasan untuk memenuhi permintaan pasar. Hingga saat ini sebanyak 245 anggota telah terafiliasi dengan kemampuan produksi sebesar 8.400 liter/ tahunnya.

General Manager Zona 13 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, Benny Sidik mengatakan program Kokolomboi Lestari merupakan inisiatif keberlanjutan perusahaan di bidang lingkungan, yang merupakan komitmen perusahaan mendukung kinerja Environmental, Social & Governance dalam melaksanakan operasi produksi hulu migas.

"Kami sangat memahami pentingnya peranan hutan sebagai upaya memerangi perubahan iklim dan mitigasi dampak bencana alam. Menurut kami, masyarakat adat dan masyarakat lokal adalah aktor utama dalam upaya konservasi hutan di lokasi mereka hidup. Peran perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya mendukung melalui peningkatan kapasitas agar mereka hidup sejahtera dan mandiri, sehingga peran mereka dalam menjaga hutan akan lebih optimal,” ujarnya.

Perusahaan bersama dengan para pemangku kepentingan yang lain kemudian menciptakan inovasi budidaya lebah madu batu dan dahan yang ramah lingkungan melalui inovasi rumah lebah batang palem. Melalui inovasi ini, kini para petani madu sudah tidak melakukan perusakan pohon dan tebing di kawasan Kokolomboi, ujar Benny Sidik.

Labi Mopok, penggerak kelompok budi daya madu, mengatakan jika sebelumnya sumber pendapatan utama masyarakat berasal dari hasil pertanian (kacang dan ubi), berkat adanya program pengembangan masyarakat yang dijalankan oleh perusahaan dan pemerintah daerah, kini masyarakat memiliki diversifikasi sumber pendapatan berupa budi daya lebah madu dan jasa wisata. .

“Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya tunggal dan membuat masyarakat lebih tangguh terhadap perubahan ekonomi atau alam yang tak terduga,” ujarnya.

Jarak Desa Leme-leme Darat dari pusat pemerintahan desa sekitar 4 km. Sementara dari pusat Kabupaten Banggai Kepulauan berjarak 120 km, dan berjarak 674 km dari pusat pemerintahan Provinsi Sulawesi Tengah.

Data dari pemerintah desa menunjukkan 15,05 persen dari penduduk Desa Leme-leme masuk kategori penduduk miskin. Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya melalui kegiatan pertanian dengan sistem ladang berpindah, merambah hutan, dan berburu satwa baik untuk kebutuhan komersil maupun konsumsi pribadi.

Baca juga: Jadi andalan, produksi gas Donggi-Matindok ditargetkan 79,58 MMSCFD
Baca juga: Kinerja Pertamina EP Donggi Matindok dinilai memuaskan

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023