Moskow (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa mengatakan bahwa pernyataan seorang menteri muda Israel tentang gagasan Israel melakukan serangan nuklir di Gaza telah menimbulkan banyak pertanyaan.

PM Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (5/11) menonaktifkan Menteri Warisan Budaya Amihay Eliyahu, yang berasal dari partai sayap kanan dalam pemerintahan koalisi, dari pertemuan-pertemuan kabinet "sampai pemberitahuan lebih lanjut".

Ketika ditanya dalam sebuah wawancara radio tentang pilihan hipotetis serangan nuklir, Eliyahu menjawab: "Itu salah satu cara."

"(Pernyataan) ini menimbulkan banyak pertanyaan," kata Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip kantor berita resmi RIA.

Zakharova mengatakan masalah utamanya adalah Israel seperti mengakui bahwa mereka sebenarnya memiliki senjata nuklir.

Israel tidak secara terbuka mengakui mereka memiliki senjata nuklir meskipun Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan Israel memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir.

"Pertanyaan pertama – apakah kita sedang mendengar pernyataan resmi tentang keberadaan senjata nuklir?" kata Zakharova.

Jika demikian adanya, kata dia, di mana Badan Energi Atom Internasional dan para pengawas nuklir internasional?

Pernyataan Eliyahu itu menuai kecaman dari seluruh dunia Arab, menimbulkan skandal di media-media besar Israel, dan dianggap "tidak menyenangkan" oleh seorang pejabat AS. Iran menyerukan respons internasional segera terhadap pernyataan itu.

“Dewan Keamanan PBB dan Badan Energi Atom Internasional harus mengambil tindakan segera dan tanpa henti untuk melucuti rezim barbar dan apartheid ini. Besok sudah terlambat," tulis Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian di platform X pada Senin (6/11).

Sumber: Reuters

Baca juga: Seorang menteri Israel sebut bom nuklir di Gaza adalah sebuah pilihan
Baca juga: Rusia heran Dewan Keamanan PBB tolak gencatan senjata di Gaza

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023