Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Helson Siagian menyebut progres pembangunan fisik jalur layang kereta api lintas Medan-Binjai mencapai 35 persen.

Helson mengatakan pembangunan jalur layang kereta api lintas Medan-Binjai bertujuan mengurangi kerugian ekonomi akibat kemacetan di Medan dan menjadi bagian dari Proyek Prioritas Strategis atau Major Project dalam RPJMN 2020-2024.

"Pembangunan transportasi publik massal menjadi kebutuhan dan keniscayaan. Apalagi kemacetan di wilayah perkotaan berdampak besar bagi masyarakat dan pemerintah," kata Helson usai meninjau pembangunan jalur layang kereta api Medan-Binjai, dalam keterangan resmi diterima di Jakarta, Selasa.

Pembangunan jalur kereta api Medan-Binjai ini termasuk dalam program pembangunan sistem angkutan umum massal di enam wilayah metropolitan, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan dan Makassar.

Helson menilai kerugian ekonomi akibat kemacetan sangat besar, contohnya di wilayah Jabodetabek mencapai Rp65 triliun per tahun.

Sementara di lima wilayah lainnya, yakni Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Makassar rata-rata mencapai Rp12 triliun per tahun.

Pembangunan jalur layang kereta api lintas Medan-Binjai terdiri dari jalur ganda sepanjang 6,8 kilometer, pengembangan Stasiun Medan, pembangunan dua stasiun baru, yakni Stasiun Helvetia dan Stasiun Sunggal, serta pembangunan sistem persinyalan elektrik.

Proyek ini diharapkan dapat mendukung aktivitas masyarakat dan mobilitas para komuter atau penglaju di Medan-Binjai, serta meningkatkan daya tarik ekonomi dan investasi di wilayah sekitar.

"Ini wujud komitmen pemerintah dalam membangun sistem transportasi publik massal bagi masyarakat Kota Medan," kata Helson.

Sementara itu, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Medan, Dedik Tri Istiantara, menyampaikan saat ini tengah diupayakan percepatan pengadaan tanah dan penertiban aset lahan bersama KAI, agar konstruksi rel maupun stasiun dapat dikebut.

"Proyek ini ditargetkan selesai pada Oktober 2024," kata Dedik.

Ia juga mengatakan pendanaan proyek jalur layang kereta api lintas Medan-Binjai bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan nilai kontrak Rp1,3 triliun.

Selain proyek Medan-Binjai, Kementerian Perhubungan juga membangun dan merevitalisasi jalur kereta api Binjai-Besitang yang ditargetkan dapat beroperasi pada Februari 2024.

Baca juga: KSP: Pemerintah siapkan strategi jaga pertumbuhan ekonomi

Baca juga: Moeldoko: RI potensial kembangkan EBT limbah kelapa sawit

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023