Jakarta (ANTARA) - Yayasan konservasi, World Wildlife Fund (WWF) Indonesia mengapresiasi gerak cepat tim operasi gabungan instansi pemerintah dalam upaya pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sehingga cepat teratasi.

"Secara pribadi maupun atas nama lembaga kami apresiasi karena terbukti semua masih bisa terkendali dengan baik," kata Direktur Utama WWF Indonesia Aditya Bayunanda di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan upaya pemerintah yang serius dengan menerjunkan ribuan tim gabungan operasi karhutla di setiap daerah patut diapresiasi.

Pasalnya, bukan perkara yang mudah bagi petugas tim operasi untuk mengendalikan api kebakaran di tengah kondisi kekeringan yang melanda hampir seluruh daerah.

Kekeringan tersebut terjadi akibat peningkatan suhu dampak fenomena El Nino sehingga lahan menjadi kering dan mudah terbakar.

Baca juga: WWF Indonesia dan BNI kenalkan gerakan 10 ribu pahlawan bumi

Pemerintah melengkapi tim yang di antaranya terdiri atas personel Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan disebar ke seluruh wilayah rawan karhutla dengan difasilitasi peralatan lengkap, baik darat, perairan, maupun udara.

Tim tersebut diketahui sudah disiagakan di setiap daerah yang rawan karhutla mengikuti rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak awal 2023, yang salah satunya di Provinsi Jambi.

Pihaknya menilai berkat gerak cepat yang dilakukan tim gabungan membuat api kebakaran dalam suatu kawasan di Jambi tidak semakin meluas.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga September 2023 seluas 1.646 hektare hutan dan lahan di Jambi hangus terbakar. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan luas kebakaran empat tahun sebelumnya yakni 56.593 hektare.

"Bukti kondisi di lapangan masih bisa terkendali baik utamanya saat genting periode puncak kekeringan Agustus-September," kata dia.

Ia berharap, upaya pencegahan dan penanggulangan bisa lebih dioptimalkan sehingga ke depan karhutla bisa benar-benar ditekan atau bahkan dihentikan.

Hal ini dikarenakan karhutla tidak hanya berdampak pada keselamatan manusia namun juga mengancam populasi satwa terancam punah dan dilindungi yang hidup kawasan hutan Jambi.

WWF Indonesia memiliki izin konsesi untuk konservasi seluas 32 ribu hektare di bagian selatan Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Jambi. Di dalam kawasan lahan mineral tersebut dihuni 150-200 individu gajah, harimau, dan orang utan sumatera.

"Kunci menyelesaikan masalah yang mengancam kelestarian lingkungan hidup adalah kolaborasi seperti yang saat ini kita jalankan," kata dia.

Baca juga: Kementerian PUPR: WWF ke-10 jadi momentum tingkatkan akses air minum
Baca juga: Indonesia bidik jadi pusat dunia soal air dan kebencanaan di WWF 2024

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023