Kupang (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara menyatakan saat ini dua gunung api di Nusa Tenggara Timur berstatus waspada.

“Dari total 25 gunung aktif di NTT, ada dua gunung yang statusnya waspada atau level II,” kata Kepala Balai Pemantau Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara Zakarias DG Raja di Kupang, Kamis.

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan perkembangan aktivitas gunung berapi yang ada di Nusa Tenggara Timur yang jumlahnya mencapai 25 gunung api aktif.

Dua gunung berapi yang dalam status waspada atau level II itu adalah gunung berapi Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata dan juga gunung api Ine Lika di Kabupaten Ngada.

Baca juga: PVBMG minta warga kaki Gunung Ine Lika waspadai bau gas menyengat

Baca juga: PVMBG sebut NTT dikeliling oleh 25 gunung api aktif


Untuk gunung api Ile Lewotolok sendiri sebelumnya berada pada status siaga atau level III. Namun, pada 28 Desember 2022 status gunung tersebut diturunkan menjadi status Waspada atau level II.

Hal itu karena berdasarkan pemantauan visual aktivitas gunung Ile Lewotolok, menunjukkan penurunan erupsi setelah sempat erupsi setinggi 1.500 meter pada 29 November 2020.

Sementara itu gunung api Ine Lika di Kabupaten Ngada sebaliknya mengalami peningkatan status, dari normal atau level I menjadi waspada atau level II.

Perubahan atau peningkatan status itu terjadi pada awal Oktober lalu, setelah aktivitas vulkanik di gunung tersebut mengalami peningkatan.

Dia mengatakan bahwa aktivitas vulkanik di gunung itu dari biasanya hanya satu sampai dua kali dalam sehari, saat ini setiap hari terdapat tujuh sampai delapan kali aktivitas vulkanik.

Disamping itu juga bau gas yang menyengat sering muncul di pemukiman warga, sehingga masyarakat diimbau untuk selalu waspada akan bahaya gunung api tersebut.*

Baca juga: Tetap waspada, erupsi Gunung Ile Lewotolok di NTT masih fluktuatif

Baca juga: Gunung Ili Lewotolok meletuskan abu setinggi 500 meter

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023