Doha (ANTARA) - Pemimpin badan intelijen Israel Mossad dan badan intelijen CIA dari AS bertemu dengan perdana menteri Qatar di Doha pada Kamis untuk membahas parameter kesepakatan pembebasan sandera dan jeda  pertempuran Hamas-Israel di Jalur Gaza.

Seorang sumber berkata kepada Reuters bahwa hasil pembahasan tersebut masih belum jelas tetapi Gedung Putih kemudian mengumumkan  Israel telah menyetujui jeda sementara.

Qatar yang menjadi tempat bermarkas beberapa pemimpin politik Hamas, memimpin mediasi antara Hamas dan Israel untuk pembebasan lebih dari 240 sandera.

Dokumen-dokumen itu diambil oleh Hamas ketika menyerang Israel pada 7 Oktober di mana Israel mengklaim 1.400 warganya tewas.

Israel kemudian melancarkan bombardemen tanpa henti di Gaza yang dikuasai Hamas dan akhir bulan lalu memulai invasi lapis baja ke kantong Palestina yang menyebabkan lebih dari 10.000 orang terbunuh yang 40 persen di antaranya anak-anak.

Baca juga: Biden tegaskan tak mungkin ada gencatan senjata di Gaza

David Barnea, kepala Mossad, bersama dengan Direktur CIA William Burns dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani bertemu setelah mediator Qatar bertemu dengan pejabat politik Hamas pada Rabu malam dan membahas parameter potensial dari kesepakatan.

Seorang pejabat AS yang meminta namanya tak disebutkan, membenarkan bahwa Burns bertemu dengan Barnea dan perdana menteri Qatar untuk membahas kemungkinan pembebasan sandera Hamas.

Pejabat itu menolak mengungkapkan lebih jauh.

Keuntungan pertemuan tersebut adalah mempertemukan ketiga pihak dalam satu meja untuk mempercepat prosesnya, kata sumber tersebut.

Pembicaraan tersebut juga meliputi  pembahasan izin impor bahan bakar untuk keperluan kemanusiaan ke Gaza, yang sejauh ini ditolak Israel karena takut dialihkan ke Hamas untuk tujuan perang.

Baca juga: 4.600 ibu hamil dan 380 bayi Gaza butuh layanan medis

Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa perundingan itu membahas pembebasan 10-15 sandera dengan imbalan jeda kemanusiaan satu hingga dua hari dalam perang yang telah menghancurkan Gaza.

Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani Kamis malam melawat Uni Emirat Arab untuk bertemu dengan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Abu Dhabi. Perdana Menteri Qatar juga melakukan perjalanan bersama emir Qatar.

Sheikh Mohamed menyatakan kedua pemimpin bertemu untuk memperkuat seruan Uni Emirat Arab dan Qatar agar segera gencatan senjata, membuka akses kemanusiaan tanpa hambatan, dan melindungi semua warga sipil.

"UAE dan Qatar tegas mendesak perlunya memajukan upaya deeskalasi dan menjamin perdamaian kawasan yang adil, abadi, dan menyeluruh," kata dia.

Baca juga: RS Indonesia di Gaza akan hentikan operasi karena kehabisan BBM

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023