Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu transformasi digital di sektor industri lewat program e-Smart IKM sejalan dengan agenda Making Indonesia 4.0 yang dicanangkan sejak tahun 2018 yang tidak hanya meliputi industri skala besar, namun juga industri kecil dan menengah (IKM).

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita mengatakan, dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, IKM diarahkan untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi melalui penguasaan literasi digital di sisi pemasaran dan penjualan, serta dukungan teknologi di sisi manufaktur untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing produk.

"Kami memiliki program e-Smart IKM yang membantu pelaku IKM untuk memperluas akses pasar melalui pemasaran digital. Kami bekerja sama dengan marketplace ternama seperti Tokopedia, Shopee, BliBli, BukaLapak, dan juga asosiasi e-commerce Indonesia (idEA)," katanya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Pemasaran digital menjadi keahlian yang harus dikuasai oleh pelaku usaha manapun di era modern, terlebih setelah kondisi pandemi Covid-19 yang sempat melanda Indonesia dan peningkatan penetrasi teknologi digital di Indonesia, di mana konsumen mengalami perubahan selera berbelanja, dari yang semula belanja secara konvensional dengan mengunjungi toko menjadi belanja daring.

Laporan "Digital 2023: Indonesia" mencatat pada Januari 2023 terdapat 212 juta pengguna internet di Indonesia, dengan penetrasi internet mencapai 77 persen. Kemudian Statista Market Insights juga melaporkan bahwa ada 179 juta jiwa pengguna e-commerce di Indonesia pada tahun 2022, dan diprediksi mencapai 196 juta pada tahun 2023.

Nilai transaksi e-commerce Indonesia, sebagaimana diprediksi oleh Bank Indonesia, berpotensi mencapai Rp572 triliun pada akhir tahun 2023.

"Kalau dilihat datanya, sebenarnya ini peluang yang harus dimanfaatkan. Sekarang hanya bermodal smartphone saja, pelaku usaha bisa memperluas pasar dan meningkatkan penjualan tanpa perlu keluar biaya dan energi besar dibanding cara pemasaran konvensional. Jadi, sudah murah, mudah, efektif juga, jadi sangat cocok untuk pelaku IKM," lanjutnya.

Sebagai salah satu program e-Smart IKM 2023, Ditjen IKMA menggelar lokakarya bertajuk "Workshop Peningkatan Pemasaran Digital Bagi IKM Aneka, Kimia, Sandang, dan Kerajinan di Kota Bandung".

Acara gang diinisiasi Ditjen IKMA, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung itu dihadiri sebanyak 200 pelaku IKM fesyen dan kriya Bandung dan sekitarnya.

Para peserta lokakarya disuguhi materi berupa pengenalan terhadap lokapasar (marketplace), cara menggunakannya, dan juga pemanfaatan fitur-fiturnya. Materi lain yang diberikan adalah praktik teknik fotografi produk menggunakan ponsel agar pelaku IKM dapat menghasilkan foto produk yang baik di lokapasar hanya dengan peralatan sederhana.

Lokakarya ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi pelaku IKM kota Bandung dan sekitarnya untuk mulai mengadopsi atau mengoptimalkan pemasaran digital.

Menurut Reni, pemasaran digital jika ditekuni pelaku IKM dan disertai dengan upaya pengembangan usaha lainnya akan memiliki dampak yang sangat besar dalam memenangkan kompetisi pasar.

Baca juga: Kemenperin: Sektor ILMATE tumbuh 10 persen di triwulan III 2023
Baca juga: Kemenperin latih SDM percepat transformasi industri 4.0
Baca juga: Sektor manufaktur tumbuh 5,2 persen di tengah penurunan daya beli

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023