Nelayan yang terlibat sebanyak 1.350 orang dengan jumlah sampah terkumpul mencapai 171,78 ton
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menuturkan, Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) yang berlangsung di 18 kabupaten/kota sepanjang bulan Juli hingga Agustus 2023 telah melibatkan 1.350 nelayan dengan jumlah sampah terkumpul mencapai 171,78 ton.
 
"Nelayan yang terlibat sebanyak 1.350 orang dengan jumlah sampah terkumpul mencapai 171,78 ton. Jika diakumulasi dengan aksi-aksi pembersihan sampah di kawasan pesisir dan laut oleh masyarakat, totalnya mencapai 820 ton," ujar Trenggono dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
 
Gernas BCL merupakan program ekonomi biru KKP untuk mengurangi jumlah sampah plastik di laut. Program kolaboratif ini melibatkan para nelayan, pemerintah daerah, penggiat lingkungan, hingga pihak swasta.
 
"Keberadaan sampah di laut Indonesia dipengaruhi banyak hal, salah satunya posisi geografis kita yang berada dekat Samudera Pasifik, tempat adanya zona akumulasi sampah laut plastik terbesar," ujarnya.
 
Trenggono dalam Puncak Gernas BCL yang digelar di Surabaya, Jawa Timur memberikan hadiah kepada nelayan dari berbagai daerah Indonesia yang selama ini berperan aktif mengumpulkan sampah di laut.
 
Selain nelayan, dirinya juga memberi penghargaan kepada pemerintah daerah, penyuluh penggerak pengelolaan sampah laut, pengelola bank sampah, serta tokoh dan inovator peduli sampah laut.
 
Nelayan yang mendapat hadiah lantaran berhasil mengumpulkan sampah terbanyak berasal dari Padang, Mataram, Kubu Raya, Ternate, dan Balikpapan. Hadiahnya berupa peralatan melaut seperti jaring ikan, pukat tiga lapis, mesin kapal, hingga alat penerangan. Sedangkan penghargaan lainnya berbentuk sertifikat dan plakat.
 
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) Victor G. Manoppo menambahkan Gernas BCL dilaksanakan untuk mengedukasi dan mengkampanyekan kepada seluruh elemen masyarakat mengenai pentingnya menjaga laut tetap bersih untuk keberlanjutan ekosistem.
 
Gernas BCL sekaligus sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Pemerintah menargetkan mengurangi sampah di laut sebesar 70 persen pada 2025.
 
"Gernas BCL menjadi salah satu upaya KKP mencapai target mengurangi sampah plastik di laut," beber Victor.
 
Sementara itu, Nahrawi Abidin nelayan dari Ternate penerima hadiah mengakui pentingnya program kerja kolaboratif untuk menangani sampah di laut. Sebab keberadaan sampah di laut saat ini sudah mempengaruhi jumlah tangkapan nelayan.
 
"Dulu itu mencari ikan bisa di pantai di dekat permukiman, tapi sekarang lebih jauh karena pantai sudah kotor," ungkap nelayan tradisional tersebut.
 
Nahrawi biasanya mengkhususkan hari Jumat untuk pergi melaut mengambil sampah bersama rekan-rekannya sesama nelayan. Sejak pagi hingga menjelang waktu Salat Jumat, mereka mampu mengumpulkan ratusan kilogram sampah. Sampah yang dikumpulkan kemudian dijual dengan harga Rp1000 per kilogram.
 
"Kami punya keinginan lebih besar, tidak hanya menjual sampah tapi bisa mengolah sampah menjadi lampion atau tempat tisu. Itu sudah kami praktikkan namun masih uji coba," katanya.

Baca juga: Gernas BCL juga angkut sampah dari dasar laut
Baca juga: Gerakan Bulan Cinta Laut KKP libatkan nelayan angkut 67 ton sampah

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023