Karena, pencegahan jauh lebih efektif hasilnya dibandingkan sebaik apa pun penanganan yang dilakukan.
Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menjadi satu dari sekian daerah langganan banjir akibat luapan air sungai dan guyuran hujan dengan intensitas tinggi, terutama pada musim hujan.

Kondisi geografis daerah berjuluk pusat kawasan industri itu didominasi dataran rendah, dengan 72 persen area berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan laut sehingga sebagian besar wilayah ini sering terendam banjir pada musim basah.

Bahkan selama 2 tahun terakhir ini, banjir merendam hampir seluruh wilayah Kabupaten Bekasi, termasuk kawasan selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor, yang berada di ketinggian 100-135 meter di atas permukaan air laut.

Lantas bagaimana upaya pemerintah daerah setempat memitigasi dampak banjir yang semakin meluas, apalagi musim kemarau tahun ini diprediksi segera berakhir, yang ditandai dengan turun hujan di sejumlah wilayah meski masih dalam intensitas rendah?

Mitigasi bencana mutlak diperlukan guna meminimalisasi dampak banjir sekaligus mengendalikan air, agar jangan sampai merendam permukiman penduduk yang berpotensi melumpuhkan aktivitas perekonomian dan sendi-sendi lain masyarakat.
Tanah longsor aliran Kali Cipamingkis di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat akibat dinding sungai tidak mampu menahan arus deras saat musim penghujan akhir tahun 2022. ANTARA/Pradita Kurniawan Syah

Perbaikan Infrastruktur

Pemerintah Kabupaten Bekasi sejauh ini telah mengantisipasi bencana banjir melalui perbaikan infrastruktur dalam skema besar pengendalian air.

Perbaikan saluran sekunder dan tersier, saluran drainase, gorong-gorong, hingga normalisasi sejumlah aliran sungai juga sudah dan terus dilaksanakan untuk memastikan aliran air tidak terhambat.

Perbaikan saluran drainase dan gorong-gorong dilaksanakan secara masif melalui kebijakan organisasi perangkat daerah terkait, diperkuat dengan program padat karya yang disalurkan pemerintah daerah ke sejumlah desa rawan banjir.

Normalisasi sungai melalui pengangkatan lumpur yang mengendap atau sedimentasi disertai pengangkutan sampah serta tanaman liar penghambat laju air juga terus dilakukan guna mengendalikan dampak banjir dengan menambah daya tampung air ketika musim hujan.

Perbaikan tanggul-tanggul sungai juga terus  dikerjakan melalui koordinasi bersama Balai Besar Wilayah Sungai. Di sejumlah titik, warga juga sudah mulai sadar akan arti penting tanggul dalam menjaga air sungai tidak meluap, dengan bergotong-royong memperbaiki tanggul menggunakan bahan material seadanya.

Mengacu hasil kajian kejadian bencana banjir pada tahun 2021 dan 2022, sejumlah titik tanggul seperti di wilayah Kecamatan Pebayuran dan Cabangbungin yang dilintasi aliran Sungai Citarum, kerap jebol akibat peningkatan debit air saat terjadi hujan.


Siaga logistik banjir

Pemerintah daerah saat ini bergerak cepat mengantisipasi ancaman banjir tahunan dengan menyiagakan logistik yang dimiliki, mulai dari pompa air, tenda kedaruratan, armada bantuan darat, serta perahu karet sebagai penanggulangan dampak bencana.

Pemeriksaan kondisi serta kelengkapan sarana dan prasarana tersebut juga dilakukan dan kini tinggal didistribusikan ke sejumlah titik kategori rawan bencana banjir. Logistik tersebut disiagakan 24 jam penuh melalui koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat.

Sarana dan prasarana kebencanaan tersebut dalam waktu dekat segera didistribusikan ke sejumlah wilayah rawan bencana banjir untuk membantu optimalisasi percepatan penanganan bencana.

Berdasarkan pengalaman penanganan bencana pada tahun-tahun sebelumnya, logistik akan dititipkan di kantor-kantor desa terdekat dengan area rawan bencana supaya ketika banjir datang, seluruh pihak dan sukarelawan kebencanaan sudah siap melakukan penanganan secepat mungkin.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi juga menyiagakan ratusan personel yang siap disebar ke titik-titik rawan banjir wilayah itu untuk membantu percepatan penanganan bencana sekaligus melakukan pendataan hingga pelaporan status.


Optimalisasi sukarelawan bencana

Selain menerjunkan petugas dari BPBD Kabupaten Bekasi, sejumlah organisasi sukarelawan kebencanaan mulai dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), desa tangguh bencana (Destana), kelurahan tangguh bencana (Katana), serta sukarelawan lain juga siap diterjunkan sebagai upaya percepatan penanganan bencana.

Para sukarelawan kebencanaan ini memang  dibentuk hingga ke tingkat desa dan kelurahan untuk membantu penanganan banjir sekaligus mempermudah koordinasi dengan petugas lapangan dari pemerintah daerah.

Bantuan personel ini diyakini mampu meminimalisasi dampak bencana, terlebih seluruh sukarelawan kebencanaan itu telah dibekali pelatihan dan edukasi terkait cara penanganan bencana secara menyeluruh.

Ditambah personel bantuan dari unsur forum koordinasi pemerintah daerah, yakni Polres Metro Bekasi dan Kodim 0509 Kabupaten Bekasi, penanganan bencana, terutama bagi masyarakat terdampak, diyakini mampu berjalan optimal.

Mengacu prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan akan mulai merata pada pekan kedua November 2023. Informasi terbaru, karena masih El Nino, curah hujan saat ini memiliki durasi yang tidak panjang, namun dengan intensitas tinggi.

Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Bekasi ---setidaknya dalam 2 tahun terakhir ini-- disebabkan curah hujan tinggi serta luapan air sungai yang mengakibatkan sejumlah titik mengalami dampak relatif parah sehingga butuh antisipasi yang lebih presisi untuk meminimalisasi bencana tersebut.

Pemerintah Kabupaten Bekasi senantiasa mengingatkan kepada segenap masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap dampak bencana sejak dini melalui beragam ikhtiar pencegahan.

Upaya itu dilakukan dengan bergotong-royong membersihkan seluruh saluran air di wilayah permukiman agar tidak mampat saat curah hujan tinggi sehingga air hujan bisa mengalir ke saluran air yang sehat.

Warga juga diminta selalu menjaga kebersihan lingkungan termasuk membuang sampah pada tempatnya. Seluruh jajaran kecamatan hingga tingkat desa maupun kelurahan juga diajak kerja bakti membersihkan saluran-saluran air dari sampah.

Karena, pencegahan jauh lebih efektif hasilnya dibandingkan sebaik apa pun penanganan yang dilakukan. Hal ini butuh kerja sama seluruh unsur masyarakat untuk menjaga lingkungan terbebas dari banjir.

Selain banjir, musibah longsor dan angin kencang juga turut diwaspadai Pemerintah Kabupaten Bekasi seiring datangnya musim hujan. Bahkan pada pekan ini saja sudah ada laporan terjadi angin puting beliung di sejumlah wilayah.

Dari laporan yang diterima BPBD Kabupaten Bekasi, puting beliung terjadi di wilayah Kecamatan Bojongmangu dan Karangbahagia. Sementara guyuran hujan pada pekan pertama November 2023, tidak menimbulkan genangan, dengan kondisi masih terpantau aman.

Meski demikian, kesiapsiagaan seluruh elemen penanggulangan bencana tidak boleh berkurang sedikit pun karena puncak musim hujan segera tiba.











 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023