New Delhi (ANTARA) - Jutaan umat Hindu di seluruh India pada Minggu (12/11) merayakan Diwali, festival cahaya Hindu, dengan penuh semangat dan kegembiraan.

Menurut para akademisi Hindu, festival ini menandai kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Diwali, yang juga dikenal dengan sebutan Deepavali, adalah salah satu hari raya terbesar di India. Masyarakat setempat merayakan festival ini dengan menyalakan lampu hias di rumah, toko, kuil, dan tempat-tempat umum lainnya.

Orang-orang menggantungkan lentera di luar rumah mereka dan menggambar pola bunga menggunakan bubuk berwarna di lantai rumah mereka untuk menyambut para tamu serta mendatangkan keberuntungan dan kemakmuran ke rumah mereka.

Orang-orang bahkan menyalakan lampu minyak tanah dan kembang api untuk merayakan festival ini.
 
  empat orang wanita India bermain kembang api saat merayakan festival Diwali juga dikenal sebagai festival lampu di Bhopal, India, 11 November 2023. (Str/Xinhua)

Umat Hindu mengunjungi kuil-kuil, mengenakan pakaian baru, dan saling bertukar hadiah dengan teman dan kerabat.

Selain berdoa, orang-orang berkumpul dengan keluarga mereka untuk menikmati makanan lezat dan membagikan permen kepada para tetangga dan teman.

Festival Diwali merupakan hari libur resmi di India.

Presiden India Droupadi Murmu dan Perdana Menteri India Narendra Modi menyapa masyarakat pada hari Diwali dan menyampaikan harapan baik mereka pada kesempatan tersebut.

Pada Sabtu (11/11), Kota Ayodhya di Negara Bagian Uttar Pradesh, India utara, mencatat Rekor Dunia Guinness dengan menyalakan lebih dari 2,2 juta lampu minyak tanah pada perayaan di malam menjelang Diwali.

Perayaan di wilayah ibu kota Delhi dan daerah pinggirannya memicu kekhawatiran terkait polusi udara karena banyak orang menyalakan petasan dan mengabaikan imbauan pemerintah untuk menghindarinya.

Pekan lalu, Delhi mencatat peningkatan polusi udara yang mengkhawatirkan. Pihak berwenang menutup sekolah-sekolah serta menangguhkan turnamen dan pertandingan olahraga daerah akibat polusi udara.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023