Jakarta (ANTARA) - Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan yang diikuti mantan narapidana terorisme (napiter) atau mitra deradikalisasi se-Solo Raya.

Upacara bendera di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (12/11), itu digelar sebagai bukti para mitra deradikalisasi ingin berbakti kembali kepada bangsa dan negara, setelah sebelumnya mereka juga telah mengucapkan ikrar setia kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Para pahlawan berjuang untuk merebut kemerdekaan Indonesia melalui jargon Hubbul Wathon Minal Iman. Tugas kita sekarang adalah menikmati kemerdekaan itu dan berterima kasih dengan melaksanakan kegiatan sehari-hari yaitu mengisi kemerdekaan itu sendiri,” kata Nurwakhid dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Nurwakhid lantas menjelaskan bahwa Pancasila bukanlah agama dan tidak dapat menggantikan agama. Pancasila, lanjut dia, merupakan fondasi pemersatu bangsa, dimana isi Pancasila itu sendiri bersumber dari nilai-nilai agama.

Kegiatan dilanjutkan dengan ramah tamah dan diskusi mitra deradikalisasi se-Solo Raya bersama BNPT, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Solo Raya, Densus 88 AT/Polri yang bertujuan untuk membangun sinergisitas.

Ketua Yayasan Gema Salam yang menaungi para mitra deradikalisasi se-Solo Raya, Jamaluddin, menyampaikan harapannya agar mitra deradikalisasi dapat membangun bangsa bersama-sama.

“Harapannya dengan mengikuti acara ini, seluruh mitra deradikalisasi dapat mengambil suri tauladan kepada pendiri bangsa secara utuh sehingga akan menjadi anak bangsa yang dapat berperan aktif dalam membangun bangsanya ke arah yang lebih baik dan sejahtera,” kata Jamaluddin.

Sementara itu, tokoh dan mantan petinggi Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abbas mengingatkan kepada para mitra deradikalisasi untuk berbuat hal yang benar bagi bangsa dan negara.

“Terdapat beberapa kasus yang dialami oleh napiter/mantan napiter, salah satunya tuduhan sebagai individu yang keluar dari Islam (murtad), kafir dan munafik karena memilih NKRI,” kata Nasir.

Dia lantas menutup diskusi tersebut dengan menyampaikan kepada para mitra deradikalisasi agar dapat memberikan manfaat pula bagi bangsa.

“Saya berharap yang tadinya kita menjadi penerima manfaat atau yang dibina oleh pemerintah, dalam hal ini kepolisian, BNPT, Densus 88. Kita juga harus menjadi pemberi manfaat, dimulai dengan mendirikan yayasan menjadi menjadi bukti bahwa kita berubah untuk membela bangsa sendiri,” kata dia.
Baca juga: Kepala BNPT evaluasi kelancaran deradikalisasi di Lapas Nusakambangan
Baca juga: BNPT ajak mitra deradikalisasi tinggalkan ideologi terorisme
Baca juga: BNPT minta eks napiter semakin bijak menyikapi keragaman Indonesia

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023