Makassar (ANTARA) - Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) menyerukan perdamaian di jalur Gaza atas krisis kemanusiaan yang terjadi akibat dampak perang oleh Israel hingga diduga mengarah kepada serangan genosida kepada rakyat di Palestina.

"Kami menyerukan segera menghentikan perang, penjajahan, genosida, dan semua tindakan yang telah menyebabkan hilangnya lebih dari 12.000 nyawa," kata Ketua Majelis Musyawarah KUPI Badriyah Fayumi melalui siaran pers yang diterima di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.

Ia menekankan, dampak perang itu menyebabkan hilangnya tempat tinggal, rasa aman, kemerdekaan, serta kehormatan setiap manusia, termasuk mereka yang lemah (dhuafa) atau dijadikan lemah oleh keadaan (mustadh'afin) pada wilayah perang manapun, khususnya di Gaza.

Pihaknya juga menyatakan sikap mendesak dewan keamanan PBB dan OKI serta lembaga-lembaga antarnegara lainnya agar menggunakan segala perangkatnya untuk menegakkan hak asasi manusia dan merealisasikan solusi dua negara demi perdamaian yang sejati dan berkeadilan.

Selain itu, mendesak PBB mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza, memastikan jaminan perlindungan warga sipil termasuk perempuan dan anak, melindungi fasilitas publik seperti Rumah Sakit dan sekolah dari pengeboman dan penghancuran, serta memastikan tersalurkan bantuan kemanusiaan serta terbukanya blokade dan pengepungan total jalur Gaza oleh zionis Israel.

"Meminta kepada negara-negara di dunia untuk tidak memperpanjang perang dengan tindakan maupun pernyataan apapun yang bertujuan mendukung penjajahan Israel pada Palestina," katanya, didampingi Sekretaris KUPI Masruchah.

Mendukung pemerintah Indonesia yang telah terus-menerus dan bersiteguh mengupayakan berbagai langkah diplomatik dan kemanusiaan untuk menghentikan konflik dan perang serta mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, menunjukkan simpati dan mengorganisir bantuan kemanusiaan kepada bangsa Palestina.

Seqian, menyerukan kepada para tokoh agama berpengaruh dari berbagai agama untuk melakukan konsolidasi lintas agama, terus-menerus menyampaikan pesan universal agama tentang perdamaian, kemanusiaan, rahmah, dan cinta kasih, khususnya kepada para pemimpin politik dan militer sesuai agamanya masing-masing.

"Sehingga ajaran agama tidak dijadikan legitimasi melakukan genosida, pembunuhan, pengusiran, kekerasan, kekejaman, dan tindakan tidak manusiawi lainnya kepada pihak- pihak yang berbeda," katanya lagi.

Pihaknya juga mengajak seluruh umat beragama agar senantiasa berdoa kepada Allah SWT, Tuhan Yag Maha Esa membukakan mata hati para pemimpin dan menggerakkan semesta untuk mengakhiri perang dan membangun jalan damai secara adil, beradab dan bermartabat bagi setiap manusia, bangsa dan negara.

Mengajak seluruh komponen bangsa Indonesia dan warga dunia agar tidak kenal lelah membantu korban perang dengan memperhatikan keperluan khasnya, seperti keperluan khas perempuan, anak, lansia, kelompok disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.

"Kami mengajak seluruh umat Islam untuk istiqamah melakukan ikhtiar spiritual yang ikhlas, khusyuk dan penuh harap kepada Allah SWT dengan doa, qunut nazilah, istighotsah, shalat ghaib dan lainnya untuk perdamaian dan kemerdekaan Palestina," ujarnya.

Mendorong peran ulama perempuan untuk melakukan berbagai ikhtiar demi penghentian perang, terwujudnya perdamaian dan Palestina merdeka, di ruang khidmahnya masing-masing, baik ikhtiar kultural, sosial, maupun spiritual.

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2023