Solo (ANTARA) - Bulog Surakarta berupaya mengoptimalkan penyerapan beras komersial di tingkat petani menyusul masih tingginya harga beras PSO.

"Harga gabah kan masih tinggi ya, di kisaran Rp7.000, (lebih tinggi, Red.) dari harga acuan yang ditetapkan pemerintah untuk PSO-nya," kata Wakil Kepala Perum Bulog Surakarta Andrew R Shahab di Solo, Jawa Tengah, Senin.

Ia mengatakan untuk harga acuan gabah di tingkat petani saat ini masih di kisaran Rp5.000/kg.

Oleh karena itu, Bulog belum dapat melakukan penyerapan untuk beras PSO (public service obligation/kewajiban pelayanan publik).

Dengan demikian, dikatakannya, hingga saat ini Bulog lebih mengoptimalkan penyerapan untuk beras komersial. Pihaknya mencatat selama satu bulan terakhir beras komersial yang diserap oleh Bulog Surakarta di kisaran 1.000 ton.

Dengan penyerapan yang terus dilakukan, dikatakannya, ketersediaan beras secara keseluruhan oleh Bulog Surakarta di kisaran 13.000 ton.

"Ini kami alokasikan hingga persiapan masa panen tahun depan, sekitar Februari-Maret. Itu stok Solo Raya," katanya.

Sementara itu, terkait dengan tingginya harga gabah di tingkat petani menurut dia disebabkan oleh banyak hal.

"Secara teknis salah satu penyebabnya elnino. Akibatnya nggak semua lahan panen bisa panen sesuai perencanaan. Kalau ketersediaan kurang, di pasar nggak melimpah otomatis harga masih tinggi," katanya.

Meski demikian, diharapkan harga dapat mengalami penurunan seiring dengan penyaluran bantuan sosial yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam waktu dekat.

"Jelang panen biasanya turun. Sesuai program pemerintah ada bantuan pangan juga. Dijadwalkan Desember ada lagi, jelang Natal dan tahun baru dengan bantuan pangan beras dari Bulog. Harapannya bisa menekan harga beras di pasar," katanya.

Baca juga: Bulog Surakarta gelar SIGAP SPHP agar harga beras stabil

Baca juga: Bulog Surakarta sudah 100 persen salurkan bantuan pangan di Solo Raya

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023