Jakarta (ANTARA) -
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature Medicine Amerika Serikat menyebutkan satu tindakan pemindaian computed tomography (CT scan) dapat meningkatkan risiko kanker darah sebesar 16 persen.

Penelitian ini dievaluasi dari satu juta orang di bawah usia 22 tahun sebagai bagian dari penelitian ini.

"Dalam hal risiko absolut, ini berarti untuk setiap 10.000 anak yang menjalani CT scan, kita akan melihat sekitar 1-2 kasus kanker dalam 12 tahun setelah pemeriksaan,” kata Magda Bosch de Basea, peneliti utama dari studi ini, yang dilaporkan laman Medical Daily, Senin (13/11).

Baca juga: RS Abdi Waluyo miliki Naeotom Alpha pertama di Asia Tenggara

CT scan adalah prosedur pencitraan sinar-X terkomputerisasi yang digunakan untuk diagnosis beberapa penyakit, termasuk kanker. Ini adalah alat penyelamat nyawa yang membantu memudahkan identifikasi tumor, kelainan, dan cedera di tubuh.

Selama prosedur, tubuh terkena radiasi pengion, yang dalam dosis rendah tidak menimbulkan risiko kesehatan.

Namun, sekitar lima hingga sembilan juta CT scan dilakukan setiap tahun pada anak-anak di AS. Prosedur ini merupakan penyumbang paparan radiasi medis terbesar.

Menurut National Cancer Institute, risiko radiasi dari CT scan lebih mengkhawatirkan pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Peningkatan risiko ini disebabkan oleh sensitivitas yang lebih tinggi terhadap radiasi dan harapan hidup yang lebih lama, sehingga memberikan jangka waktu yang lebih lama untuk menyatakan kerusakan akibat radiasi.

Anak-anak juga berisiko menerima dosis radiasi yang lebih tinggi jika pengaturannya tidak disesuaikan dengan ukuran tubuhnya.

Baca juga: Simposium IDI: Setiap rumah sakit harus miliki CT scan deteksi stroke

Untuk penelitian ini, para peneliti melihat data dari sembilan negara di Eropa, di antaranya Belgia, Denmark, Perancis, Jerman, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia dan Inggris. Kesehatan para peserta dilacak selama hampir delapan tahun.

Satu CT scan menghasilkan dosis rata-rata delapan miligray, yang berhubungan dengan kerusakan sumsum tulang. Para peneliti menemukan bahwa beberapa CT scan atau akumulasi radiasi hingga 100 miligray meningkatkan risiko terkena kanker darah tiga kali lipat.

"Paparan yang terkait dengan CT scan dianggap rendah, namun masih lebih tinggi dibandingkan prosedur diagnostik lainnya,” kata Elisabeth Cardis, penulis penelitian.

Cardis juga mengatakan prosedur CT Scan ini harus benar dan dengan mempertimbangkan kemungkinan alternatif, serta dioptimalkan untuk memastikan bahwa dosis dijaga serendah mungkin sambil menjaga kualitas gambar yang baik untuk diagnosis.

Baca juga: IHC menghadirkan PET Scan di Bali optimalkan layanan kanker

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023