London (ANTARA) - Mantan perdana menteri Inggris David Cameron secara mengejutkan kembali ke pemerintahan pada Senin (13/11) usai dirinya ditunjuk sebagai menteri luar negeri (menlu) dalam perombakan kabinet oleh Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

Cameron menggantikan James Cleverly, yang menggantikan Suella Braverman sebagai menteri dalam negeri yang baru. Braverman mendapat kecaman akibat kebijakan imigrasinya dan kritik yang dilontarkannya terkait tindakan polisi pada serangkaian demonstrasi belum lama ini.

Pihak pemerintah mengatakan bahwa Cameron akan diangkat menjadi anggota House of Lords, majelis tinggi parlemen Inggris.

Cameron memimpin pemerintahan Inggris pada 2010 hingga 2016. Dia mengundurkan diri setelah negara tersebut memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dalam sebuah referendum.

Cameron mengatakan bahwa Inggris "menghadapi serangkaian tantangan internasional yang menakutkan."

"Meskipun saya telah berada di luar politik garis depan selama tujuh tahun terakhir, saya berharap pengalaman saya, sebagai pemimpin Partai Konservatif selama 11 tahun dan perdana menteri selama enam tahun, akan mendukung saya dalam membantu perdana menteri menghadapi tantangan-tantangan vital ini," katanya dalam sebuah pernyataan usai penunjukannya.
 
   Foto yang diambil pada 24 Juni 2016 menunjukkan mantan Perdana Menteri Inggris David Cameron (kiri) pergi bersama istrinya Samantha setelah pidatonya di 10 Downing Street di London, Inggris. (Xinhua/Han Yan)


Profesor Iain Begg dari London School of Economics and Political Science (LSE) menilai penunjukan Cameron sebagai langkah yang "berani, membingungkan, dan sensasional."

"Tentu saja mengejutkan bahwa Rishi Sunak memutuskan untuk menghadirkan kembali salah satu pendahulunya, David Cameron, sebagai menlu," kata Begg.

"Ini jelas merupakan upaya untuk menghadirkan faktor pengalaman yang serius di puncak pemerintahan," ujarnya.

Begg mengatakan Sunak ingin memulai kembali pemerintahannya "dengan cara yang akan menarik para pemilih Inggris, mengingat pemilihan umum akan diadakan sekitar tahun depan, bahkan mungkin pada Mei." 

Perombakan kabinet pemerintah Inggris pada Senin terjadi beberapa bulan sebelum pemilihan umum Inggris berikutnya, yang akan digelar paling lambat Januari 2025.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023