Kairo (ANTARA News) - Pendukung dan anti-Presiden Mesir Mohamed Moursi terlibat bentrok di beberapa kota di luar Kairo menyebabkan tiga orang tewas dan ratusan lainnya cedera.

Kementerian Kesehatan Mesir, Jumat, melansir laporan bahwa dua orang tewas di kota Mansourah (130 km utara Kairo) dan satu orang lagi di Shargiah pada Kamis (27/6) akibat bentrokan antara Ikhwanul Muslimin pendukung Moursi dan oposisi.

Bentrokan ini merupakan awal dari rencana oposisi untuk menggelar demo besar pada 30 Juni untuk apa yang disebut "memundurkan" Presiden Moursi dari kekuasaan.

Di kota Iskandariyah, Jumat, Ikhwanul Muslimin menggelar demo sejuta orang di Bundaran Masjid Rabiah Adawiyah, Kairo Timor, dengan mengusung tema "As Syariyah Khatul Ahmar (keabsahan adalah garis merah)".

Tema rapat umum itu merujuk pada keabsahan Presiden Moursi menjabat presiden sejak 30 Juni 2012 setelah memenangkan pimilu presiden demokratis pertama sejak tumbangnya rezim Presiden Hosni Mubarak pada 11 Februari 2011.

Bundaran Masjid Rabiah Adawaiyah ini berjarak hanya sekitar tiga kilo meter dari Istana Al Ettihadiyah, tempat kediaman resmi kantor Presiden Moursi.

Pihak oposisi merencanakan akan mengempung Istana Al Ettihadiyah tersebut pada Ahad, 30 Juni, untuk memaksa Presiden Moursi mengundurkan diri.

Kelompok oposisi yang menamakan diri "Tamarrud (Pemberontak)" memproyeksikan dua tokoh opoisisi dari Front Penyelematan Nasional (NSF) Hamdun Sibahi sebagai presiden menggantikan Moursi dan Mohamed Elbaredai sebagai perdana menteri menggantikan PM Hisham Qandil.

NSF dalam jumpa pers pada Kamis mengatakan unjuk rasa 30 Juni akan berlangsung damai, namun banyak kalangan mengkhatirkan situasi keamanan memburuk.

NSF juga meragukan niat baik seruan Presiden Moursi dalam pidatonya pada Rabu yang menyerukan dialog nasional untuk memecahkan persoalan bangsa.

Moursi dalam pidato itu mengatakan pihaknya akan membentuk komisi independen untuk penyusunan ulang konstitusi baru pengganti konstitusi yang disahkan lewat referendum tahun lalu.

Seruan Moursi itu disambut dingin oleh pihak oposisi. "Seruan Moursi itu ibara angin lalu," kata Elbaradei.

Sementara itu, di Bundaran Tahrir, ikon revolusi di pusat kota Kairo, pihak oposisi pada Jumat (28/6) mulai memasang kemah dan tenda untuk persiapan 30 Juni.

Pewarta: Munawar Saman Makyanie
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013