Yogyakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menerima 15 wakil pengunjukrasa yang merupakan korban gempa bumi 27 Mei lalu di salah satu ruangan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta, Rabu, menyatakan pemerintah tidak mengingari janji yang pernah disampaikan untuk membantu korban gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng). "Berbagai bantuan sebagian sudah dicairkan dan disalurkan. Saya minta warga korban gempa untuk bersabar," kata Wapres yang ketika menerima perwakilan pengunjukrasa,didampingi Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, dan Gubernur Jateng, Mardiyanto dan sejumlah menteri. Ia mengatakan bantuan uang jatah hidup sudah diberikan untuk sekitar 1,6 juta jiwa. Warga yang belum menerima hanya disebabkan masalah data yang berbeda antara data pemerintah daerah dan Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) Penanggulangan Bencana. Pemerintah daerah menyebutkan sekitar 2,1 juta jiwa akan mendapatkan uang jatah hidup, tetapi setelah diverifikasi Bakornas jumlah itu hanya 1,6 juta jiwa, sehingga ada perbedaan 500 ribu jiwa. Untuk mengatasi perbedaan itu, diambil kesepakatan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah bahwa kekurangan dana akan ditanggung bersama dengan persentase 60 persen pemerintah pusat dan 40 persen pemerintah daerah. "Semua akan diselesaikan dalam waktu dekat, bahkan diharapkan dapat diselesaikan dalam pekan-pekan ini," ujar Wapres. Soal dana rekonstruksi yang pernah dijanjikan untuk korban gempa, Wapres Jusuf Kalla menjelaskan pemerintah sudah mengucurkan dana Rp1,2 triliun untuk DIY dan Jateng, tetapi siapa yang berhak menerima masih disusun kriterianya oleh Departemen Pekerjaan Umum. "Ukuran maksimal rumahnya mungkin 40 meter persegi, dan dari kriteria itu dibuat anggaran untuk 206.000 unit rumah untuk warga korban gempa. Karena itu pemerintah telah mengalokasikan Rp4 triliun untuk dana rekonstruksi tersebut," kata Wapres. Dana rekonstruksi itu, lanjut Jusuf Kalla, sudah dicairkan Rp1,2 triliun untuk tahap pertama. Dana itu bisa digunakan dulu, dan jika sudah habis, akan dikucurkan bantuan tahap kedua. "Jadi, pemerintah tidak ingkar janji karena sudah mengucurkan uang Rp1,2 triliun untuk tahap pertana tahapan rekonstruksi," tegas Wapres. Soal bantuan dana rekonstruksi sebesar Rp10 juta, Rp20 juta dan Rp30 juta, Wapres mengatakan jumlah tersebut adalah maksimal. "Hitungan sampai Rp30 juta itu adalah maksimal, nanti akan tergantung pada luas dan jenis rumah yang dibangun," ujarnya. Akan dipenuhi Ia mengingatkan saat ini masyarakat juga tidak bisa langsung membangun karena butuh banyak material, dan memerlukan proses pembuatan. "Jadi, tunggu saja dulu, nanti diselesaikan, mohon bersabar karena untuk membangun rumah 206.000 rumah itu perlu waktu," tambah Wapres. "Yang pasti, alokasi dana Rp4 triliun itu akan dipenuhi, tetapi secara bertahap, semua akan diselesaikan dengan baik," tegas Jusuf Kalla di depan perwakilan para pengunjukrasa. Pertemuan Wapres Jusuf Kalla dan 15 perwakilan korban gempa dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman yang sebelumnya melakukan aksi unjukrasa di perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta, tidak jauh dari Istana Kepresidenan, berlangsung mengharukan karena diwarnai isak tangis. "Bapak Wakil Presiden, rumah saya hancur rata dengan tanah, tiga anak saya luka berat, tetapi sampai sekarang belum mendapatkan uang jatah biaya hidup dan dana rekonstruksi rumah seperti yang pernah dijanjikan," kata Wasilah, ibu rumah tangga warga Tirtonirmolo, Kasihan, Kabupaten Bantul sambil menangis di depan Wapres Jusuf Kalla. Masih dengan suara terbata-bata disertai air mata, Wasilah melanjutkan, "Saya yang masih tinggal di tenda bersama korban gempa lain menunggu kepastian uang bantuan itu. Mohon Bapak Wapres merealisasikan apa yang pernah dijanjikan". Ungkapan Wasilah kemudian dilanjutkan korban gempa lain, Bambang Sugeng, warga Payak, Srimulyo, Piyungan, Bantul. "Warga selama ini bingung dengan informasi mengenai ada tidaknya uang bantuan rekonstruksi rumah," katanya. Bambang sekeluarga dengan dua anaknya yang masih kecil sampai sekarang masih tinggal di tenda. "Sekarang saya bisa ketemu Bapak Wapres, tolong ... pak, beri kami kepastian mengenai bantuan itu agar seluruh korban gempa tidak resah," tuturnya. Bambang dan Wasilah sebelum bertemu Wapres Jusuf Kalla ikut dalam aksi unjukrasa bersama ribuan korban gempa lain yang datang dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Warga korban gempa ini melakukan aksi unjukrasa menagih janji pemerintah terutama realisasi bantuan uang jatah hidup dan dana rekonstruksi serta bantuan kemanusiaan lain. Sementara itu, Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X setelah mendampingi Wapres Jusuf Kalla berdialog dengan perwakilan pengunjukrasa di Gedung Agung, langsung menemui ribuan pengunjukrasa di depan Kantor Pos Besar Yogyakarta. (*)

Copyright © ANTARA 2006