Kami ingin mewujudkan agar situasi di Provinsi Sulteng tetap aman dan damai
Palu (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya Polda Sulawesi Tengah membekali masyarakat dan santri di Pondok Pesantren Al-Izzah As’adiyah Tolai, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong untuk menangkal paham radikal dan intoleransi menjelang Pemilu 2024 melalui tabligh akbar.

Kepala Operasi (Kaops) Madago Raya Polda Sulteng Komisaris Besar Polisi Deny Jatmiko di Palu, Kamis, mengatakan tabligh akbar ini bertujuan untuk menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas) di Provinsi Sulawesi Tengah menjelang Pemilu 2024.

Baca juga: BNPT: Perempuan berperan strategis cegah radikalisme
 
"Kami ingin mewujudkan agar situasi di Provinsi Sulteng tetap aman dan damai,” kata Deny.
 
Ia menjelaskan, tabligh akbar sebagai bentuk cooling system untuk menghindari segala potensi yang dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.
 
Hal ini, kata dia, juga sejalan dengan tujuan pokok dan fungsi (tupoksi) satgas Operasi Madago Raya dalam upaya memberikan pemahaman masyarakat terkait bahaya radikalisme dan intoleransi.

Baca juga: Kalimantan Tengah lakukan penguatan cegah radikalisme dan terorisme
 
Mengusung tema "Dengan Merajut Persaudaraan dan Kebersamaan, Kita Wujudkan Provinsi Sulteng Yang aman dan Damai", giat ini menghadirkan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng Profesor Zainal Abidin, dan dua mantan napiter Ustad Dr. Ali Fauzi dan Ustad Hisyam bin Alisein alias Umar Patek sebagai narasumber.
 
Menurut Deny, narasumber yang dihadirkan mempunyai pengalaman di bidangnya serta kapabilitas untuk memberikan materi kepada masyarakat dan para santri tentang bahaya radikalisme dan intoleransi.
 
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh masyarakat Sulteng untuk turut berkontribusi dalam menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan dan damai di Provinsi Sulawesi Tengah.
 
"Semoga tabligh akbar ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan masyarakat Sulawesi Tengah akan bahaya terorisme, radikalisme dan intoleransi," katanya.

Baca juga: Indonesia Re dan BNPT gelar edukasi pencegahan paham radikalisme

Pewarta: Nur Amalia Amir
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023