Jakarta (ANTARA) - Arkeolog yang tergabung dalam Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta merekomendasikan pemerintah untuk menerapkan teknologi digital virtual reality (VR) dalam upaya memperkenalkan peninggalan sejarah di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu.

"Kan ada teknologi metavers, atau VR itu bisa melihat sejarah secara hologram, ada ilustrasinya, itu bisa diterapkan," kata Arkeolog Senior TACB DKI Jakarta Candrian Attahiyat di Pulau Onrust, Kamis.

Menurutnya, penerapan teknologi tersebut sangat direkomendasikan ketimbang dilakukan pemugaran terhadap bangunan-bangunan sarat sejarah di Pulau Onrust.

Bila pemugaran dilakukan walaupun hanya separuh dari bangunan maka keaslian peninggalan benda sejarah Pulau Onrust akan berkurang atau mungkin hilang. Sementara, dengan menggunakan teknologi digital maka banyak manfaat yang akan diberikan kepada masyarakat.

Baca juga: Ekskavasi di Pulau Onrust dilanjutkan untuk cari jejak sejarah

Baca juga: DKI tutup sementara pulau latar pada film "Petualangan Sherina 2"


Ia mencontohkan misalnya seperti menimbulkan daya tarik orang sehingga berkunjung, mengenali dan belajar nilai-nilai sejarah peninggalan yang ada.

Hal demikian itu sebagaimana tujuan penelitian arkeologi yang sedang tim TACB Jakarta dan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta lakukan di pulau bekas benteng pertahanan era kolonial itu, hingga 22 November 2023.

"Saya tidak ingin setelah selesai penelitian ini justru bukti sejarah rusak," kata dia.

Pulau Onrust ini adalah salah satu pulau bersejarah di kawasan Gugusan Kepulauan Seribu dan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya berdasarkan Keputusan Gubernur Jakarta Nomor 2209 tahun 2015.

Fungsi Pulau Onrust terus berkembang sejak 1600 - 1990. Mulai dari sebagai tempat peristirahatan Pangeran Kesultanan Banten kemudian diambil alih pasukan VOC untuk menjadi dermaga pembuatan dan perbaikan kapal, gudang penyimpanan komoditas ekspor rempah.

Selanjutnya menjadi salah satu basis pertahanan laut pasukan Hindia Belanda di utara Batavia, hingga menjadi tempat karantina penderita virus Leptospirosis dan penjara di era kolonial Jepang.

Setiap bangunan peninggalan itu masih dapat ditemui di Pulau Onrust meski beberapa sudah menjadi puing pondasi bangunan, bebatuan, dan bongkahan kayu jati besar, hingga beberapa buah meriam.

Dalam penelitian yang sedang dilakukan tim arkeolog berhasil menemukan pintu masuk benteng besar pertahanan Onrust bagian utara dan selatan.

Benteng besar ini digambarkan dalam peta tahun 1744 dibuat oleh J.W. Heiydt berbentuk segi lima dengan bastion pada masing-masing sudutnya.

Para arkeolog menilai pembuktian titik-titik akses keluar masuk dan batas-batas bastion benteng ini penting untuk menjadi dasar pertimbangan pelestarian cagar budaya di Pulau Onrust.*

Baca juga: Puluhan ribu wisatawan kunjungi Taman Arkeologi Onrust sepanjang 2022

Baca juga: Benteng Martello di Pulau Kelor perlu upaya pelestarian


Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023