Pangandaran (ANTARA News) - Gelombang pasang air laut pasca-gempa bumi (tsunami) yang berpusat di Samudera Indonesia pada Senin (17/7) melenyapkan Kampung Pamugaran, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, yang memiliki sekira 60 rumah. Supratman (56), warga Kampung Pamugaran yang juga menjadi saksi mata musibah itu, pada hari Rabu mengemukakan bahwa tsunami yang menerjang kampungnya setinggi sekira lima meter. "Saya sendiri barhasil selamat bersama keluarga, setelah menyelamatkan diri ke atas rumah," katanya. Kampung Pamugaran, menurut dia, sebelum musibah terjadi memiliki sekira 60 rumah yang terdiri atas bangunan permanen dan non-permannen, serta tidak sedikit pula ada kafe maupun toko makanan/minuman. Ia menuturkan, sepulang bekerja pada Senin sore mendengar suara gemuruh layaknya hujan datang. "Saat itu terdengar suara seperti hujan, kemudian ketika dicek keluar, ternyata sama sekali tidak turun hujan. Namun, saya merasa ada keganjilan dari ombak Pantai Pangadaran yang berjarak sekitar 50 meter dari kediaman saya," ujarnya. Gelombang tsunami tersebut, menurut dia, berwarna kehitam-hitaman dan bergerak sangat cepat, sehingga mampu menerjang dan melenyapkan kampungnya. Sementara itu, Yeti Surantini (38), yang juga saksi mata di kampung tersebut, mengatakan bahwa tsunami setinggi sekira lima meter langsung menerjang sampai rumah yang berada mencapai satu kilometer dari Pantai Pamugaran. "Saya sendiri saat itu hendak ke Pantai Pangandaran, namun tiba-tiba muncul ombak yang sangat besar ketika saya melewati Kampung Pamugaran, sehingga ombak tersebut menyeret saya cukup jauh," ujarnya. Ia mengatakan, usai berlalunya tsunami merasa sangat kaget melihat Kampung Pamugaran yang kondisinya mengenaskan, karena sama sekali tidak ada rumah yang tersisa. Padahal, lanjut dia, kawasan Kampung Pamugaran biasanya selalu ramai, karena menjadi pusat kegiatan pariwisata Pantai Pamugaran. Oleh karena itu, petugas dari Brigade Mobil Kepolisian Daerah (Brimob Polda) Jawa Barat hingga kini terus melakukan pencarian korban di Kampung Pamugaran, antara lain memanfaatkan lima anjing pelacak, karena diduga masih ada warga yang tertimbun dibalik reruntuhan bangunan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006