Jakarta (ANTARA News) - Keramaian pengunjung pesta rakyat di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Sabtu malam, tidak selalu berarti keuntungan bagi para pedagang kaki lima (PKL) yang memanfaatkan kesempatan itu.

Sejumlah pedagang, kepada ANTARA News, justru mengeluh karena omzet yang mereka peroleh tidak sesuai harapan.

"Biasanya (saya) dapat Rp300 ribu sehari, tapi dari sore tadi hanya dapat Rp30 ribu," kata Rizki (18),  penjual balon yang berdagang di kawasan Monas setiap Sabtu dan Minggu.

Meski mengeluh, Rizki mengatakan akan kembali berjualan balon di kawasan Monas besok.

Selain Rizki, Ali (17), penjual mie instan dan kopi, mengaku memperoleh omzet Rp50 ribu hingga sekitar pukul delapan malam.

"Karena saya baru boleh masuk (kawasan Monas) selepas magrib," kata Ali yang seringkali mendapat omzet hingga Rp500 ribu per hari ketika Monas ramai pengunjung.

Penjual tahu asin, Ucok (27), juga mengaku omzetnya berkurang dibanding jika dia berjualan di sekitar Museum Fatahillah.

"Ya harapannya (di kawasan Monas) lebih laris karena ada acara (pesta rakyat) ini. Tapi, sekarang baru dapat (omzet) Rp20 ribu," kata Ucok yang telah berdagang sekitar lima jam di kawasan Monas.

Ucok mengatakan dapat meraup omzet hingga Rp50 ribu saat berjualan di sekitar Museum Fatahillah dengan durasi waktu yang sama.

Baik Rizki, Ali, maupun Ucok mengatakan penurunan omzet itu disebabkan persaingan yang ketat dari para pedagang lain yang juga memanfaatkan peluang pesta rakyat.

Di sisi lain, para pedagang itu masih dipungut retribusi ketertiban ataupun kebersihan mulai Rp3 ribu hingga Rp10 ribu. (I026)

Pewarta: Nurul Fadjrina dan Imam Santoso
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013