Kupang (ANTARA) - Perwira Staf Ahli (Pa Sahli) Tingkat III Kasad Bidang Polkamnas Mayjen TNI Gabriel Lema menilai bintara pembina desa (Babinsa) adalah ujung tombak TNI Angkatan Darat (AD) untuk menangkal penyebaran radikalisme di lingkungan masyarakat.

“Kalian semua merupakan ujung tombak dari TNI AD di wilayah yang mempunyai tugas tanggung jawab untuk membina wilayah binaannya, yang harus mampu memberikan jawaban atas radikalisme,” katanya di hadapan para Babinsa di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat.

Gabriel mengatakan bahwa peran Babinsa itu sangat strategis dalam menangkal paham radikal di lingkungan atau wilayah posnya. Babinsa bisa memberikan pendidikan karakter dengan pendekatan kultural atau budaya serta kepercayaan yang dianut oleh masyarakat setempat.

“Kenali dan pahami potensi potensi yang memungkinkan tumbuh suburnya paham radikal,” ujar dia.

Dia mengatakan pendekatan secara kultural kepada masyarakat perlu dilaksanakan secara bersama-sama, artinya bahwa tidak kerja sendiri-sendiri dan harus membangun sinergitas.

“Mampu memanfaatkan potensi wilayah dan bisa membaca permasalahan dan kesulitan masyarakat di wilayah binaannya, inilah yang disebut dengan pendekatan kultural,” ujar dia.

Mantan Pangdam XVII/Kasuari itu mengatakan bahwa penting untuk mencari dan memahami potensi wilayah, peka terhadap setiap permasalahan dan kesulitan masyarakat, sehingga mampu melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan aspek darat.

Dia juga berharap agar Babinsa bisa menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Pada kesempatan itu Gabriel  juga mengapresiasi Koptu Anronikus Tamponi yang telah meraih Anugerah Soedirman Awards kategori tentara inovatif.
 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023