Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati memastikan latihan formasi rutin untuk para penerbang TNI AU tetap berjalan selepas insiden jatuhnya dua pesawat EMB-314 Super Tucano di Pasuruan.

Dia melanjutkan sejauh ini tidak ada kebijakan mengurangi latihan-latihan formasi para penerbang TNI AU.

“(Latihan formasi) itu bagian dari sandang, pangan kami sebagai penerbang militer. Ada formasi yang tetap dilatih, tak akan ada pengurangan latihan, atau mungkin akan lebih banyak (latihan) mendalami formasi,” kata Kadispenau menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers di Base Ops Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat.

Agung melanjutkan latihan formasi merupakan materi yang wajib dikuasai oleh para penerbang karena menentukan keberhasilan tugas.

“Tanpa itu ya mungkin tidak bisa melaksanakan tugas,” kata dia.

Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU jatuh di lereng Gunung Bromo, kawasan Taman Nasional Gunung Bromo, Tengger, Semeru, di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, saat mereka menjalani sesi profisiensi latihan formasi bersama dua pesawat tempur Super Tucano lainnya.

Empat pesawat itu lepas landas dari Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB dalam keadaan baik.

“Pesawat ini dalam kondisi baik, penerbangnya baik, flight (penerbangan) dari empat pesawat dengan delapan kru di dalamnya. Mereka semua menjalankan prosedur dengan baik, pre take off, pre start engine baik,” kata Kadispenau.

Namun pada 11.18 WIB dua pesawat yang nomor registrasi masing-masing TT-3111 dan TT-3103 hilang kontak.

Dua pesawat yang jatuh itu mengangkut empat kru, yang seluruhnya gugur dalam tugas.

Letkol Pnb Sandhra “Chevron” Gunawan (Komandan Skadron Udara 21) saat itu bertugas menerbangkan pesawat dengan nomor registrasi TT-3111, dan di kursi penumpang ada Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya (Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh).

Setelah itu, pesawat dengan nomor registrasi TT-3103 diterbangkan oleh Mayor Pnb Yuda A. Seta (Kepala Ruang Operasi Lanud Abdulrachman Saleh) dan di kursi penumpang ada Kolonel Pnb Subhan (Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh).

Seluruh awak penumpang gugur dalam tugas, dan jasad mereka berhasil ditemukan, Kamis.

Prosesi pemakaman terhadap para prajurit AU itu berlangsung pada hari Jumat (17/11). Para prajurit itu, yang menerima kenaikan pangkat satu tingkat (anumerta), dimakamkan di Malang dan Madiun.

Tiga prajurit yang dimakamkan di TMP Suropati, Malang, Jawa Timur, Jumat, ialah Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya dan Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan.

Sementara Letkol Pnb (Anumerta) Yuda A. Seta dimakamkan di TMP Madiun, Jawa Timur, Jumat.

Baca juga: TNI AU ungkap penerbang alami "blind" sebelum hilang kontak

Baca juga: Wapres ingatkan TNI AU periksa semua faktor penunjang sebelum latihan

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023