Jakarta (ANTARA) - Para diplomat peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan 75 Kementerian Luar Negeri berupaya mempromosikan potensi UMKM asal Yogyakarta ke pasar global, guna mendukung misi diplomasi ekonomi Indonesia.

“UMKM dipilih karena merupakan salah satu pilar penting dalam memajukan perekonomian nasional,” demikian keterangan tertulis Sesdilu Angkatan 75 Kemlu, Jumat.

Untuk itu, diplomat peserta Sesdilu Angkatan 75 berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UKM DIY mengadakan seminar peningkatan kapasitas sekaligus pelatihan dan konseling bisnis, yang diikuti 30 UKM di Yogyakarta, yang tergabung dalam program binaan inkubasi kewirausahaan “PIJAR” oleh Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) DIY.

Seminar itu menghadirkan CEO Business Forum Indonesia dan Atase Perdagangan Indonesia di Mesir.

Dalam “Seminar Peluang dan Tantangan Ekspor Produk UMKM DIY ke Pasar Internasional” itu, para peserta seminar berkesempatan mempromosikan berbagai produk UKM mereka yang terbagi dalam empat kategori yakni makanan, kerajinan tangan dan home decor, aksesoris, serta kosmetik dan produk herbal.

Peserta “PIJAR” dan Desapreneur juga dibekali kelas bisnis dari para diplomat muda yang berbagi pengalaman akses pasar serta jaringan di Belgia, Uni Emirat Arab, Mozambik, Serbia, Australia, dan Mesir.

“Kesempatan ini tidak datang dua kali. (Saya) sangat bersyukur bisa mengikuti program inkubasi dari Diskop UKM DIY karena kapan lagi bisa konsultasi langsung dengan Atase Perdagangan kita di Mesir dan mendapat info gimana peluang produk kami dan caranya bisa kirim produk kita ke sana,” ujar Sofia, salah satu peserta seminar yang memiliki usaha produk penganan olahan serba pisang “Banania”.

Sebagai bagian dari program, juga dilakukan kunjungan ke CV Citra Buana Sentosa yang merupakan produsen produk gudeg kemasan “Bu Tjitro”.

Sebelumnya, peserta Sesdilu telah memfasilitasi pencocokan bisnis produk gudeg tersebut dengan calon pembeli di Mesir yang berujung pada dua kali pengiriman produk contoh.

Inovasi strategi pemasaran yang dilakukan melalui pengemasan bentuk kaleng ini merupakan yang pertama di Indonesia sehingga menjadi nilai tambah untuk ekspor luar negeri.

Dalam kaitan ini, peserta Sesdilu memberikan saran penambahan label “Plant based food/vegan friendly/sustainably produced” untuk membidik konsumen di pangsa pasar yang lebih spesifik.

Rangkaian program ini merupakan salah satu bentuk kegiatan Kunjungan Lapangan (KunLap) yang dilakukan oleh Sesdilu Angkatan ke-75 di bawah bimbingan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemlu RI.

Tujuan dari pelaksanaan KunLap program Industri dan UMKM salah satunya adalah untuk membantu mempromosikan dan memfasilitasi pelaku industri dan UMKM di DIY untuk memasarkan dan menjual produk lokal sekaligus mengakses pasar asing melalui kerja sama dengan Kemlu dan Perwakilan RI di seluruh dunia.

Baca juga: KemenKopUKM: Perlu kerja keras kejar rasio kewirausahaan 2045
Baca juga: UMKM Sultra Sukses Ekspor Belasan Ton Daging Rajungan ke Pasar Amerika

Baca juga: Sesdilu Kemlu lakukan pelatihan K3 bidang perikanan di Yogyakarta

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023