Surabaya (ANTARA) - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyampaikan duka cita mendalam atas gugurnya empat perwira menengah yang menjadi korban jatuhnya pesawat TNI AU di kawasan Gunung Bromo, Kabupaten Pasuruan.

Keempatnya adalah Letkol (Pnb) Sandhra Gunawan, Kolonel (Adm) Widiono Hadiwijaya, Kolonel (Pnb) Subhan dan Mayor (Pnb) Yuda Anggara Seta.

"Atas nama pribadi maupun Ketua DPD RI, saya turut berbelasungkawa. Mereka adalah putra-putra terbaik bangsa, calon pemimpin di masa depan," kata LaNyalla, dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Sabtu.

Indonesia, lanjutnya, sangat kehilangan dengan gugurnya keempat personel TNI AU tersebut.

"Seluruh rakyat Indonesia kehilangan mereka, bukan hanya keluarga korban dan keluarga besar TNI AU. Semoga Allah menerima semua amal ibadah dan pengabdiannya. Keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan," ujarnya.

Kepada generasi muda, Senator asal Jawa Timur itu berharap agar bisa meneladani pengabdian dan dedikasi para korban dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara, terutama wilayah udara.

"Mereka sangat berjasa dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Pengorbanan mereka yang sangat luar biasa ini patut menjadi teladan bagi generasi muda," ucapnya.

Tidak lupa, LaNyalla juga berterima kasih kepada masyarakat, aparat TNI, Polri, Basarnas, BPBD dan pihak lainnya yang dengan cepat melakukan evakuasi korban.

"Saya mengucapkan banyak terima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada masyarakat dan pihak-pihak lainnya yang mampu dengan cepat melakukan evakuasi," tuturnya.

Sebelumnya, Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI Angkatan Udara jatuh di Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS), tepatnya di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis siang.

Dua pesawat itu diperkirakan jatuh sekitar pukul 12.00 WIB.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati menjelaskan dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano jatuh saat latihan formasi rutin.

Penyebab jatuhnya aktor lainnya akibat kondisi cuaca buruk yang menyebabkan pilot tidak memiliki jarak pandang maksimal.
Baca juga: TNI AU belum libatkan pihak luar untuk investigasi pesawat jatuh
Baca juga: Super Tucano di-"grounded" sampai dipastikan tidak ada malafungsi
Baca juga: TNI AU ungkap penerbang alami "blind" sebelum hilang kontak


 

Pewarta: Abdul Hakim/Naufal Ammar Imaduddin
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023