Chengdu (ANTARA) - Kamera inframerah cerdas yang dipasang di Taman Nasional Panda Raksasa di Provinsi Sichuan, China barat daya, menangkap gambar-gambar waktu nyata (real time) panda liar sebanyak sembilan kali antara 5 hingga 19 November tahun ini, kata Cabang Manajemen Chengdu dari Taman Nasional pada Senin (20/11).

Kamera-kamera ini secara resmi mulai digunakan pada Desember 2022 dan telah mengirimkan data gambar sejumlah satwa liar langka, seperti panda raksasa, monyet emas Sichuan, macan tutul salju, dan burung pegar ekor hijau, secara real time.

Menurut seorang staf di cabang Chengdu, meskipun telah mengerahkan banyak perangkat inframerah untuk membantu pekerjaan patroli dalam beberapa tahun belakangan, gambar dan video inframerah masih perlu diambil secara rutin dari lokasi masing-masing.

Untuk mendapatkan gambar bergerak dari satwa liar biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan. "Setelah kamera inframerah pintar ini mulai digunakan, Anda bisa melihat video satwa langka kapan saja," kata staf tersebut.

Kamera ini mentransmisikan data gambar yang dipicu oleh inframerah secara real-time, dan untuk data video bervolume besar, transmisi dapat diselesaikan dalam beberapa menit. Transmisi data semacam itu tidak memerlukan jaringan komunikasi seluler dan jaringan listrik.

"Kami membangun basis data sumber daya gambar untuk lebih dari 200 spesies mamalia, termasuk panda raksasa dan panda merah. Ketika seekor satwa yang tercatat dalam basis data muncul di depan kamera, kamera akan secara otomatis memantau dan mengambil fotonya," jelas staf tersebut.

Untuk melengkapi informasi sumber daya alam di area Chengdu di Taman Nasional Panda Raksasa tersebut, kamera inframerah cerdas ini tidak hanya menangkap data gambar satwa liar, tetapi juga mengumpulkan berbagai informasi lingkungan, seperti suhu, kelembapan, tekanan udara, kualitas udara, ketinggian, garis bujur dan garis lintang, dengan cara memperluas sensor inframerah.

"Saat ini, kami melakukan uji coba penggunaan kamera tersebut di area Chongzhou dan Dayi. Di masa depan, kami akan mempertimbangkan untuk menerapkannya di seluruh taman guna memperkuat pelacakan aktivitas individu dan pengamatan perubahan habitat, serta memberikan dukungan teknis yang lebih kuat untuk perlindungan dan pengelolaan margasatwa beserta habitatnya," tuturnya. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023