Jakarta (ANTARA) -
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan karakteristik Gunung Dukono d Halmahera Utara, Maluku Utara, bersifat eksplosif dan efusif yang menghasilkan abu, lontaran batu pijar, aliran piroklastika, dan aliran lava.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Rabu, menyebut Gunung Dukono dengan ketinggian 1.087 mdpl ini memiliki dua kawah aktif yakni Malupang-Warirang, yang menjadikan Dukono sebagai salah satu gunung api aktif dan sering meletus sampai saat ini.

Menurut dia, gunung api ini merupakan yang paling muda dan masih aktif di antara gunung api lainnya yang sudah tidak aktif yang tumbuh dalam suatu zona depresi vulkanik.

Baca juga: Gunung Dukono meletus, meluncurkan abu ke arah barat

"Karakteristik erupsi gunung api ini bersifat eksplosif dan efusif yang menghasilkan abu, lontaran batu pijar, aliran piroklastika, dan aliran lava. Dengan memperhatikan jenis, volume, dan hasil peninggalan erupsi di masa lalu maupun sampai sekarang, erupsi Gunung Dukono dapat diklasifikasikan ke dalam erupsi eksplosif dan efusif bertipe Stromboli-Vulkano berskala kecil sampai menengah," ujar Abdul.

Potensi bahaya primer erupsi Gunung Dukono terdiri atas aliran piroklastika (awan panas), jatuhan piroklastika (lontaran batu dan abu vulkanik), gas beracun, dan aliran lava. Sedangkan jenis bahaya sekunder adalah aliran lahar.

Baca juga: Erupsi Gunung Dukono sebabkan hujan abu vulkanik di empat kecamatan

"Dukono adalah gunung api yang kompleks dan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia sepanjang sejarah. Letusan besar bersejarah pertama terjadi pada tahun 1550," ujar dia.

Letusannya bersifat eksplosif dengan skala Volcanic Explosivity Index = 3 (VEI=3), menghasilkan aliran lava dan laharnya memenuhi selat antara Halmahera dan kerucut sisi utara Gunung Mamuya. Kematian dan kerusakan dilaporkan tetapi rinciannya tidak diketahui.

Baca juga: PVMBG rekam erupsi selama 122,6 detik di Gunung Dukono

Gunung Dukono pernah mengalami letusan yang lebih kecil pada tahun 1719, 1868, dan 1901. Dukono terus menerus meletus sejak tahun 1933 hingga saat ini. Letusan bersifat eksplosif (VEI=3) dan juga menghasilkan aliran lava dan semburan lumpur. Letusannya telah menimbulkan kerusakan namun tidak ada korban jiwa.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023