Dengan tegas saya ingin bertanya, di mana suara kita atas kekejaman yang terjadi di tanah Palestina? Sebagai pemimpin G20, apa yang sudah kita lakukan secara kolektif untuk membuat situasi menjadi lebih baik, bagi rakyat Palestina dan wilayah Gaza,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden RI Joko Widodo menyerukan solusi dua negara atau two state solution dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah, di depan para pemimpin G20.

Indonesia meyakini bahwa solusi dua negara menjadi satu-satunya cara untuk merealisasikan perdamaian sekaligus meredam konflik yang terjadi di Palestina dan Israel.

“Dengan tegas saya ingin bertanya, di mana suara kita atas kekejaman yang terjadi di tanah Palestina? Sebagai pemimpin G20, apa yang sudah kita lakukan secara kolektif untuk membuat situasi menjadi lebih baik, bagi rakyat Palestina dan wilayah Gaza,” kata Menko Airlangga dalam Virtual G20 Leaders’ Summit, dikutip melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Baca juga: PBB desak Israel buka perbatasan Kerem Shalom untuk salurkan bantuan

Menko Airlangga juga menegaskan kembali posisi Indonesia yang mendukung Palestina di tengah situasi yang terjadi saat ini, serta menegaskan pentingnya para pemimpin G20 untuk segera mengambil tindakan kolektif guna menghentikan konflik di Timur Tengah.

Menurut Menko Airlangga, sebagai negara yang mempunyai kekuatan ekonomi dan politik yang besar, para anggota G20 mempunyai tanggung jawab untuk turut memberikan solusi terhadap konflik yang terjadi saat ini. Jika G20 dapat mengambil tindakan atas situasi kemanusiaan di tempat lain dua tahun lalu, maka hal yang sama juga dapat dilakukan di Gaza sekarang.

"Kita harus mendukung realisasi two-state solution berdasarkan parameter yang disepakati secara internasional. Konflik Ukraina-Rusia belum berakhir hingga sekarang dan terjadi konflik baru di Gaza yang diperkirakan semakin menambah beban krisis dunia serta semakin jauh pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 sebagaimana komentar dari beberapa kepala pemerintahan lain," terangnya.

Tanpa suasana damai, ujar Menko Airlangga, akan sulit untuk merencanakan pembangunan ekonomi dunia yang lebih mapan setelah dihantam pandemi.

Baca juga: Malaysia kutuk serangan Israel ke fasilitas kesehatan di Gaza

Menko Airlangga kemudian menyampaikan bahwa Indonesia menyerukan dua aksi global dalam mengatasi konflik yang sedang terjadi, yakni terkait pentingnya solidaritas dan kepemimpinan global sehingga G20 harus terus mendorong agar dialog dapat diupayakan. Dunia mengakui bahwa kekuatan dialog telah dibuktikan selama masa Presidensi Indonesia di G20 untuk menjembatani perbedaan dan mencegah perpecahan dalam G20.

Aksi global berikutnya yakni dengan menempatkan perdamaian sebagai prioritas. Hal itu dikarenakan perdamaian merupakan prasyarat untuk mewujudkan pembangunan.

Menko Airlangga menilai perang yang terjadi telah menghambat aspirasi para anggota G20 untuk mencapai SDGs. Konflik akan terus berkepanjangan dan memakan banyak korban jiwa masyarakat sipil jika semua pihak merasa paling benar dalam mengambil tindakan atas nama tatanan aturan global.

Terkait situasi yang terjadi saat ini, Menko Airlangga menegaskan bahwa para anggota G20 harus memastikan bahwa tidak ada pihak yang kebal hukum.

"Kita harus menghindari tindakan main hakim sendiri. Kita harus menghormati Piagam PBB dan hukum internasional, karena konflik menciptakan ketidakstabilan dan gejolak ekonomi. Tindakan konkret diperlukan dan kita dapat memulainya dari sekarang,” tegas Menko Airlangga.

Baca juga: Konvensi Jenewa dan RS Indonesia di Gaza

Dalam KTT virtual tersebut, para pemimpin negara G20 sepakat untuk menyerukan aksi segera untuk menghentikan konflik di Palestina dan mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi penduduk di Jalur Gaza. Selain itu, isu tentang perubahan iklim, transisi energi, reformasi MDBs, dampak teknologi informasi, dan implementasi Digital Public Infrastructure menjadi fokus penyampaian intervensi para pemimpin negara G20 yang hadir.

KTT G20 virtual yang berlangsung selama 3,5 jam itu ditutup oleh Perdana Menteri India Narendra Modi dengan menyampaikan apresiasi kepada negara G20 dan undangan serta organisasi internasional yang telah mendukung Presidensi India dan kesiapan India untuk mendukung Brasil selaku Presidensi G20 pada 2024 sebagai Troika.

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023