Surabaya (ANTARA) -- Guru Besar Universitas Lampung, Bustanul Arifin mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menjaga kesehatan hewan melalui penyiapan bahan baku produksi dan peningkatan mutu obat hewani melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma). 

"Jadi secara umum perjuangan mereka harus diapresiasi dan terus terang saya angkat jempol karena ada banyak yang dikerjakan disini. Tentu ini bisa dikaitkan dengan pintu masuk Indonesia agar kesehatan hewan tetap terjaga," ujar Bustanul saat mengunjungi Balai Besar Veteriner Farma atau Pusvetma Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

Menurutnya, Pusvetma memiliki peranan yang sangat strategis dalam menjaga hewan Indonesa agar tetap sehat dan dapat dikonsumsi masyarakat secara luas. Apalagi, layanan Pusvetma juga dilengkapi dengan teknologi canggih yang dapat memproteksi kemungkinan adanya timbul gejala tertentu pada hewan ternak.

"Pusvetma ini melayani seluruh Indonesia yang artinya mereka berperan sentral dan sangat strategis. Apalagi kita paham bahwa saat ini Indonesia kembali menghadapi wabah penyakit mulut dan kuku dan flu burung yang harus kita antisipasi," katanya.

Bustanul menambahkan bahwa sektor pertanian tidak hanya terfokus pada komoditas beras daja, namun juga sektor peternakan sebagai Komoditas bangsa Indonesia yang dibutuhkan setiap harinya.

Sebagai contoh, peranan Pusvetma sangat nyata dalam pembuatan vaksin yang mampu memberi perlindungan hewan agar terbebas dari berbagai penyakit. Sementara dari sisi kinerja, SDM yang ada di sana juga sudah sangat profesional sesuai dengan bidang peternakan dan kesehatan hewan.

Contoh lainya adalah ketika Pusvetma menangani flu burung yang dapat membahayakan hewan ternak dan masyarakat selaku konsumen. Saat itu, Indonesia bahkan sampai harus membuat Komnas flu burung karena penyakit ini mewabah dan meluas.

"Kemudian ada upaya besar-besaran survei seluruh Indonesia dan kita melakukan pencegahan melalui vaksinasi. Inilah yang dikerjakan Pusvetma untuk menanggulangi wabah tersebut. Sekali lagi saya katakan peranan pusvetma ini sangat besar, saya menyebut contoh nyatanya adalah vaksin. Ini sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia dan mereka konsisten serta profesional menjadi palang pintu untuk pembangunan kesehatan hewan dan pembangunan pertahanan secara umum," katanya.

Kepala Pusvetma Edy Budi Susila menyampaikan terimakasih atas kunjungan dan perhatian Guru Besar Unila terhadap kerja-kerja yang dilakukan Pusvetma Kementan. Dia berharap, layanan Pusvetma terus dioptimalkan sehingga menjadi layanan terbaik dalam menjaga kesehatan hewan Indonesia.

"Perlu kami sampaikan bahwa tugas kami meliputi pengembangan produk vaksin, antigen dan termasuk anti cacing. Jadi bisa dikatakan kami juga sebagai regulator pengembangan anti penyakit PMK sejak 1986 dan 1990 dan berhasil dibebaskan. Tapi pada 2022 masuk lagi ke Indonesia," jelasnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023