Garut (ANTARA) - Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan Bank Jabar Banten (BJB) harus membatasi pemberian pinjaman ke aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Garut, Jawa Barat, karena banyak ASN hampir 90 persen gajinya untuk bayar utang dengan bunga cukup besar dibandingkan perbankan lain, akibatnya kinerja ASN menurun karena memikirkan utang ke bank.

"Jangan terlalu agresif, kalau mau persentase 40 persen baru boleh dikasih pinjam, ini enggak, sampai 90 persen," kata Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Kamis.

Ia menuturkan selama ini ASN maupun PPPK di Garut terjerat utang ke BJB dengan jumlah pinjaman yang hampir menghabiskan gajinya sebesar 90 persen setiap bulan.

Jumlah ASN di Garut sebanyak 13 ribuan orang, kata dia, hampir 80 persen meminjam uang ke BJB, belum dari kalangan status PPPK yang juga memiliki utang ke BJB dengan sisa gaji Rp400 ribu setiap bulan.

Baca juga: Bupati Garut targetkan jalur wisata Cipanas selesai sebelum tahun baru

Baca juga: Garut-Jepang membahas kerja sama potensi ekspor dan penempatan kerja


Menurut dia, persoalan banyak ASN maupun PPPK yang terjerat utang di BJB itu karena agresifnya BJB menawarkan pinjaman uang kepada pegawai pemerintah tanpa mempertimbangkan sisa besaran gaji yang diterima pegawai.

"Iya, digoda agresif sekali, ada gaji PPPK hanya tinggal Rp400 ribu. Pinjaman PNS di Garut ini sudah tinggi, Rp3 triliun, jadi orang itu gajinya sudah habis, itu gara-gara digoda sama BJB," katanya.

Bupati mengaku khawatir dengan gerakan agresif BJB tersebut, sebaiknya tidak terlalu agresif dan memberikan batasan minimal bisa menyisakan gaji sebesar 60 persen, jadi tidak habis hampir 90 persen untuk bayar utang ke BJB.

Kondisi pegawai pemerintah yang terlalu besar memikirkan utang, kata Bupati, berpengaruh pada kualitas kinerja, apalagi jangka waktunya lama dengan bunga tinggi.

"Kalau sudah mau habis itu 'top up' lagi, nah saya ingin berdasarkan penelitian kinerja. Kinerja PNS itu berkurang karena gajinya hanya tinggal Rp500 (ribu)," katanya.

Ia menyampaikan terkait persoalan banyak ASN yang utang ke BJB itu sudah disampaikan ke direksi BJB agar ke depan tidak terlalu agresif mencari pegawai pemerintah untuk pinjam uang, apalagi bunganya tinggi.

Jika BJB terus seperti itu, kata Bupati, saat ini banyak bank milik pemerintah yang juga siap menampung dan memberikan pinjaman dengan bunga yang lebih ringan dan tidak terlalu agresif mencari nasabah untuk menawarkan pinjaman.

"Jangan agresif, ini bahaya dan bukan daerah Garut saja, daerah lain juga begitu," kata Rudy.

Sebelumnya, Bupati Garut saat apel pagi, Senin (21/11), secara terbuka menyampaikan masalah ASN yang terjerat pinjam uang ke BJB dengan bunga tinggi.*

Baca juga: Pemerintah alokasikan 8.000 ton beras bantuan El Nino untuk Garut

Baca juga: 197 mahasiswa Poltekesos Bandung disebar bantu masyarakat di Garut

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023