Teheran (ANTAR News) - Campur tangan militer baru-baru ini dalam urusan politik di Mesir, yang mengakibatkan penggulingan presiden Mohamed Moursi, adalah tindakan yang tidak layak, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Araqchi, Ahad.

Pernyataan Araqchi tersebut, yang dikutip oleh kantor berita resmi Iran --IRNA, adalah reaksi resmi pertama Iran mengenai penggulingan Moursi, presiden yang berorientasi Islam.

Ketika ditanya apakah itu adalah kemunduran di Mesir, Araqchi memberitahu IRNA masih terlalu cepat untuk menilainya sebab suasana di negeri tersebut masih sangat rumit.

Juru bicara Iran itu mengatakan demokrasi jalanan bukan bentuk yang mendukung demokrasi dan bukan cara yang tepat bagi pasukan militer di satu negara untuk campur tangan dalam urusan politik dan menggulingkan pemerintah yang meraih kekuasaan melalui pemilihan umum.

Mesir saat ini menghadapi dua masalah: satu adalah tuntutan masyarakat yang mesti ditanggapi dan satu lagi adalah tidak efisiensinya pemerintah Moursi dalam kebijakannya, kata Araqchi sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.

Keutuhan wilayah, solidaritas, perdamaian dan kestabilan Mesir, sebagai salah satu negara paling penting di Dunia Islam, sangat penting buat Iran. Dan Republik Islam Iran secara sungguh-sungguh mengikuti perkembangan di Mesir, tambahnya.

Moursi digulingkan pada Rabu (3/7) oleh Angkatan Bersenjata Mesir, setelah protes di seluruh negeri itu terhadap dia akibat apa yang diduga sebagai "pemerintahan yang salah" sejak ia memangku jabatan setahun lalu.

Pemimpin Mahkamah Agung Konstitusi di Mesir Adli Mansour kemudian ditugasi memerintah negeri itu selama masa peralihan.
(C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013