Gaza/Yerusalem (ANTARA) - Sebanyak 13 warga Israel dan empat warga Thailand yang dibebaskan oleh Hamas telah tiba di Israel pada Minggu sebagai gelombang kedua dari kesepakatan pertukaran tawanan.

Upaya itu sempat terancam gagal akibat perselisihan mengenai pengiriman pasokan bantuan ke Gaza.

Perselisihan jangka pendek yang mengancam gencatan senjata sementara untuk membebaskan tawanan dapat diatasi melalui mediasi Qatar dan Mesir.

Namun, hal ini menunjukkan rapuhnya perjanjian itu, di mana total 50 sandera Israel akan ditukar dengan 150 tahanan Palestina selama empat hari.

Tayangan televisi menunjukkan sejumlah sandera berada di perbatasan Rafah wilayah Mesir setelah meninggalkan Gaza ketika Hamas menyerahkan para sandera tersebut kepada Komite Internasional Palang Merah pada Sabtu malam (25/11).

Sebanyak 13 warga Israel yang dibebaskan terdiri atas enam orang perempuan dan tujuh lainnya anak-anak dan remaja.

"Para sandera yang dibebaskan sedang dalam perjalanan ke rumah sakit di Israel, di mana mereka akan berkumpul kembali dengan keluarga mereka," kata pernyataan angkatan bersenjata Israel (IDF).

Menurut laporan kantor berita Palestina WAFA, di antara tahanan Palestina yang dibebaskan dari dua penjara Israel yakni enam adalah perempuan dan 33 lainnya adalah anak di bawah umur.

Sementara itu Kantor Berita Reuters menyebut beberapa dari tawanan yang dibebaskan tiba di alun-alun Al-Bireh di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana ribuan warga sedang menunggu mereka.

Seorang pejabat Palestina yang mengetahui perundingan itu mengatakan Hamas akan melanjutkan gencatan senjata selama empat hari yang disepakati dengan Israel.

Langkah penghentian pertempuran itu adalah yang pertama sejak pejuang Hamas mengamuk di Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.

Menanggapi serangan itu, Israel telah bertekad untuk menghancurkan militan Hamas yang menguasai Gaza, menghujani bom dan peluru ke daerah kantong tersebut dan melancarkan serangan darat di wilayah utara.

Hingga saat ini, sebanyak 14.800 orang, sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak, telah terbunuh, kata otoritas kesehatan Palestina pada Sabtu.

Pertukaran pada Sabtu ini terjadi setelah pembebasan awal sebanyak 13 sandera Israel lainnya termasuk anak-anak dan orang tua oleh Hamas pada Jumat (24/11) sebagai imbalan atas pembebasan 39 wanita dan pemuda Palestina dari penjara Israel. Hamas hari itu juga membebaskan 10 pekerja pertanian Thailand dan seorang warga Filipina.

Kesepakatan itu berisiko gagal pada Sabtu pagi setelah sayap bersenjata Hamas mengatakan mereka menunda jadwal pembebasan sandera putaran kedua hingga Israel memenuhi semua persyaratan gencatan senjata, termasuk komitmen untuk membiarkan truk bantuan masuk ke Gaza utara.

Juru bicara Hamas Osama Hamdan mengatakan hanya 65 dari 340 truk bantuan yang memasuki Gaza sejak Jumat telah mencapai Gaza utara. Jumlah tersebut "kurang dari setengah dari apa yang sudah disepakati Israel."

IDF mengatakan bahwa distribusi bantuan di Jalur Gaza dilaksanakan oleh PBB dan organisasi internasional.

PBB mengatakan 61 truk bantuan telah dikirim ke Gaza utara pada hari Sabtu, jumlah terbesar sejak 7 Oktober. Bantuan tersebut termasuk makanan, air, dan pasokan medis darurat.

Baca juga: Tiga truk bantuan pertama sudah sampai Gaza utara Jumat

Brigade Al Qassam, sayap bersenjata Hamas, juga mengatakan Israel telah gagal menghormati persyaratan pembebasan tahanan Palestina dan bahwa tahanan tidak dibebaskan berdasarkan lamanya mereka ditahan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari pada Sabtu mengatakan ada "banyak diskusi" tentang bagaimana dan siapa yang harus diprioritaskan untuk dibebaskan, sedangkan di pihak Palestina, kriteria utamanya adalah lamanya waktu yang dihabiskan di penjara-penjara Israel.

"Kami sekarang berharap dengan jeda hari kedua atau ketiga ini, kami dapat mengungkap banyak detail yang membuat hari ini begitu sulit," kata dia kepada CNN.

Untuk memastikan bahwa perjanjian tersebut tidak gagal, diperlukan satu hari dengan diplomasi penuh berisiko tinggi yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir yang juga diikuti oleh Presiden AS Joe Biden dengan menelepon Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.

Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang jika Hamas terus membebaskan sandera setidaknya 10 orang per hari. Sumber Palestina mengatakan hingga 100 sandera bisa dibebaskan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Palang Merah mulai operasi penyerahan sandera Gaza, tawanan Palestina

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2023