Tasikmalaya (ANTARA) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat mengumpulkan puluhan mantan narapidana terorisme (napiter) untuk mengikuti kegiatan edukasi dan penambahan wawasan tentang Pemilu 2024.

"Pada dasarnya semua warga memiliki hak untuk mengikuti pemilu, termasuk para eks napiter," kata Kepala Bakesbangpol Kota Tasikmalaya Ade Hendar saat acara silaturahmi Yayasan Ansharul Islam yang mewadahi mantan napiter di Kota Tasikmalaya, Senin.

Kegiatan tersebut menghadirkan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kota Tasikmalaya, KPU Kota Tasikmalaya dan 31 mantan napiter dengan tema acara Mereduksi Ancaman Kamtibmas Menjelang Pesta Demokrasi Pemilu 2024 yang Aman, Damai, dan Kondusif.

Ade menyampaikan mantan napiter yang diundang hadir ke Kantor Bakesbangpol Kota Tasikmalaya itu menyatakan deklarasi siap menyukseskan pelaksanaan Pemilu 2024.

Ia mengatakan pelaksanaan pemilu merupakan agenda penting yang harus disukseskan oleh semua pihak, tidak terkecuali bagi mantan napiter di Tasikmalaya.
​​​​​​
"Kami beserta KPU, Bawaslu, dan jajaran lain mengundang para eks napiter yang menyatakan untuk mendukung dan berperan aktif dalam pelaksanaan pemilu," katanya.

Ia menyampaikan kegiatan tersebut untuk memberikan kesadaran bagi mantan napiter, karena sebelumnya mereka menganggap pemilu sebagai hal yang keliru.

Bakesbangpol, kata dia, selama ini berkoordinasi dengan KPU maupun Bawaslu Kota Tasikmalaya untuk terus memberikan pemahaman kepada mantan napiter, termasuk cara menggunakan hak suaranya.

"Tadi juga sudah disampaikan cara mereka mengecek sudah terdaftar sebagai pemilih atau belum di TPS masing-masing, itu akan mempermudah akses mereka," katanya.

Ia berharap penyelenggara pemilu selalu memberikan informasi tentang tahapan penyelenggaraan pemilu maupun aturan-aturan yang harus dipatuhi pemilih, termasuk mantan napiter dalam memberikan hak suaranya.

"Apabila nanti mereka butuh informasi tambahan, KPU dan Bawaslu siap untuk memberikan informasi umum mengenai pemilu," kata Ade.

Ketua Yayasan Ansharul Islam Tasikmalaya, Anton Hilman mengatakan, selama ini mantan napiter yang menganggap salah pemilu itu karena kurangnya literasi tentang pemilu.

Cara pandang itu, kata dia, saat ini sudah berangsur hilang dan lebih terbuka menerima informasi termasuk adanya sosialisasi tentang pemilu, yang akhirnya nanti bersedia untuk menyukseskan pemilu dengan datang ke TPS memberikan hak suara.

"Kita wujudkan pemilu dengan damai, sehingga demokrasi bisa terwujud dengan baik," katanya.

 

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2023