Tianjin (ANTARA) - Pebisnis Thailand Yocha Sriwan berupaya membuka lebih banyak kanal penjualan untuk produk-produk herbal perusahaannya, dengan memanfaatkan keahlian bahasa Mandarin yang dia miliki, pada sebuah pameran perdagangan internasional di Kota Tianjin, China utara.

Pameran Internasional untuk Investasi dan Perdagangan (Tianjin) China 2023 dan Pameran Dewan Kerja Sama Ekonomi Pasifik (Pacific Economic Cooperation Council/PECC) dibuka pada Kamis (23/11) di Tianjin. Dengan 1.500 stan internasional yang tersebar di area pameran seluas 50.000 meter persegi, pameran itu menghadirkan berbagai produk dari berbagai negara seperti Rusia, Filipina, dan Thailand.

Ajang selama empat hari itu telah membangun platform kerja sama praktis untuk perdagangan dan investasi internasional, ujar Zhan Yongxin, salah satu ketua dalam Keketuaan PECC Komite Nasional China untuk Kerja Sama Ekonomi Pasifik.

Sebagai ekshibitor yang baru pertama kali berpartisipasi dalam pameran itu, Sriwan, manajer Soar Thai Company Limited, membawa lebih dari 60 jenis produk khas Thailand.

"Saya berharap dapat mendatangkan lebih banyak produk Thailand kepada para konsumen China," tutur Sriwan dalam bahasa Mandarin yang fasih. "Pasar China begitu besar dan konsumen China memiliki daya beli yang kuat. Saya datang ke China untuk mencari lebih banyak agen lokal dan memperluas kanal penjualan produk."

SOMAGO, platform e-commerce di Filipina, juga memajang banyak produk khas negara itu di pameran tersebut, seperti mangga kering, pisang kering, minyak kelapa, kopi, selai, dan minuman.

Seiring dengan diberlakukannya Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) di Filipina pada Juni 2023, terdapat potensi yang begitu besar untuk memperkenalkan produk khas Filipina yang berkualitas kepada China, tutur Zhou Ting, CEO SOMAGO sekaligus Presiden Philippine E-com United Association Inc.

SOMAGO membantu usaha kecil dan menengah (UKM) Filipina untuk memperluas kehadirannya di pasar China, imbuh Zhou. Sejauh ini, platform itu telah menarik lebih dari 1.000 perusahaan Filipina untuk mengajukan permohonan masuk, yang 600 lebih di antaranya telah disetujui.

"Pasar China menyediakan ruang yang luas bagi kami untuk berpartisipasi dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan internasional. Saya optimistis dengan platform e-commerce itu dan mengharapkan lebih banyak perusahaan Filipina untuk berbagi peluang sangat besar yang dihadirkan oleh pembangunan berkualitas tinggi China," urai Zhou.

Sejak RCEP mulai diterapkan di Jepang pada Januari 2022, banyak perusahaan Jepang juga merasa optimistis dengan peluang perdagangan di China.

Dalam pameran tersebut, Wakil Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Eksternal Jepang (Japan External Trade Organization/JETRO) Beijing Yamamoto Satoshi menyampaikan bahwa menurut data yang dirilis oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Perindustrian Jepang, negara itu telah menerbitkan sekitar 90.000 surat keterangan asal (SKA) atau certificate of origin di bawah perjanjian RCEP pada 2022.

"Semakin banyak perusahaan China dan Jepang menjalin perdagangan di bawah RCEP. Saya yakin semakin banyak perusahaan akan memanfaatkan perjanjian itu di masa mendatang mengingat tarif terus ditekan dari tahun ke tahun," ujarnya.

Selain kerja sama perdagangan, semakin banyak perusahaan asing merasa percaya diri terkait prospek investasi mereka di China. Menurut Kementerian Perdagangan China, dalam 10 bulan pertama 2023, sebanyak 41.947 perusahaan penanaman modal asing baru telah didirikan di China, melonjak 32,1 persen secara tahunan (year on year).

Crete Zhou, wakil presiden urusan pemerintah di Starbucks (China) Company Limited, menyampaikan dalam sebuah forum sampingan bahwa setelah 24 tahun pengembangan di China, Starbucks kini mengoperasikan lebih dari 6.800 gerai di 250 kota lebih di China. Pasar China telah berkembang menjadi pasar luar negeri terbesar sekaligus salah satu pasar strategis paling penting di dunia bagi Starbucks.

"Kami berencana menambahnya menjadi 9.000 gerai dan menciptakan sekitar 35.000 lapangan kerja baru, menjadikan total tenaga kerja kami di China menjadi 95.000 pada 2025 mendatang," demikian Zhou memaparkan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023