Sektor pariwisata akan tetap menjadi motor pertumbuhan ekonomi jika pemerintah mampu memberikan garansi situasi yang kondusif pada tahun politik.
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, menyatakan bahwa situasi kondusif dalam masa kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi kunci bergeliatnya sektor pariwisata pada akhir tahun.

Peneliti senior PPKE FEB Universitas Brawijaya Joko Budi Santoso kepada ANTARA di Kota Malang, Selasa, mengatakan bahwa pemerintah harus memberikan jaminan situasi kondusif pada masa kampanye, agar sektor pariwisata tetap menggeliat saat libur akhir tahun.

"Sektor pariwisata akan tetap menjadi motor pertumbuhan ekonomi jika pemerintah mampu memberikan garansi situasi yang kondusif pada tahun politik," kata Joko Budi.

Baca juga: Menparekraf: Nilai devisa pariwisata capai 10,46 miliar dolar AS

Joko Budi menjelaskan, seiring meningkatnya aktivitas politik dalam masa kampanye yang bersamaan dengan datangnya musim libur akhir tahun, ada sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi oleh pemerintah khususnya dalam menjaga aktivitas pariwisata di dalam negeri.

Sejumlah tantangan tersebut, lanjutnya, antara lain adalah aktivitas kampanye skala besar akan menimbulkan kemacetan lalu lintas di sejumlah daerah yang didatangi oleh para calon presiden dan wakil presiden.

"Dengan kemacetan tersebut, wisatawan domestik enggan untuk berwisata pada liburan anak sekolah, karena khawatir terjebak kemacetan," katanya,

Selain itu, menurut Joko Budi, mobilitas para calon anggota legislatif dan tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden juga bisa memberikan dampak pada kenaikan permintaan tiket pesawat dan kereta api, yang menjadi pertimbangan para wisatawan untuk berlibur.

Akan tetapi, lanjutnya, dalam masa kampanye Pemilu 2024 juga akan memberikan dampak positif terhadap sejumlah sektor lainnya seperti percetakan dan periklanan, pengadaan suvenir, penyedia jasa akomodasi dan makanan minuman, hingga perdagangan.

"Sektor-sektor tersebut, akan bergeliat untuk memenuhi permintaan selama masa kampanye," katanya.

Baca juga: Menparekraf pastikan surat edaran libur Natal memuat aturan CHSE

Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT) memprediksi potensi pergerakan masyarakat pada masa libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 mencapai 107,63 juta orang atau 39,83 persen dari total populasi nasional.

Jumlah tersebut, berdasarkan catatan Kementerian Perhubungan mengalami kenaikan 143,65 persen jika dibandingkan dengan pergerakan masyarakat pada masa libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 sebesar 44,17 juta orang.

Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan tersebut, alasan masyarakat untuk bepergian pada masa libur akhir tahun tersebut adalah sebanyak 45,29 persen untuk berwisata, 30,15 persen pulang kampung, dan merayakan Natal dan Tahun Baru di kampung halaman 18,98 persen.

Pilihan moda transportasi yang digunakan untuk melakukan perjalanan didominasi penggunaan kendaraan pribadi, yaitu mobil 35,57 persen atau 39,97 juta orang dan motor 17,92 persen atau sebanyak 20,14 juta orang.

Untuk transportasi umum, pergerakan didominasi moda kereta api 13,16 persen atau 14,79 juta orang, pesawat 11,91 persen atau 13,38 juta orang, bus 10,94 persen atau 12,29 juta orang, kapal penyeberangan 6,04 persen atau 6,78 juta orang, dan kapal laut 3,44 persen atau 3,86 juta orang.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023