Pendidikan karakter seharusnya menjadi pendidikan yang pertama dan utama yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak-anak, sebelum memberikan pendidikan akademis.
Jakarta (ANTARA) - Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Dr. Asep Supena, M.Psi mengatakan bahwa kegiatan mendongeng memiliki banyak manfaat, salahnya adalah membentuk karakter anak sejak dini.

"Sifat-sifat baik, moral, dan akhlak pada anak-anak itu bisa ditumbuhkan dan dikembangkan melalui dongeng karena dengan mendongeng itu kita menceritakan tokoh dengan karakter tertentu," kata Asep saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Sifat-sifat seperti jujur, dermawan, pekerja keras, dan disiplin, kata Asep, bisa mulai diajarkan sejak dini kepada anak melalui mendongeng. Oleh karena itu, mendongeng menjadi bagian yang penting dalam membangun dan mengembangkan karakter anak.

Baca juga: Menghibur dan mendidik lewat dongeng

Pendidikan karakter seharusnya menjadi pendidikan yang pertama dan utama yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak-anak, sebelum memberikan pendidikan akademis. Orang tua, guru, hingga orang sekitar, lanjut Asep, berperan dalam memberikan pendidikan karakter kepada anak-anak.

"Misalnya senang belajar, senang pergi ke sekolah, senang membaca, senang bertemu dengan orang, senang meminta maaf dan memaafkan, senang bekerja sama dengan anak-anak lain, itu namanya karakter. Itu jauh lebih penting dan harus ditumbuhkan sejak awal," ujar Asep.

Kegiatan mendongeng, kata Asep, juga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan cara komunikasi pada anak.

"Ketika mendongeng anak tentu mendengar cerita, mendengar ucapan, mendengar bahasa yang dituturkan seseorang sehingga dia bisa mendengar bunyi-bunyi bahasa tertentu atau juga bisa menambah kosa kata, termasuk juga pola atau irama di dalam berkomunikasi," kata Asep.

Dia juga menyampaikan bahwa selain fungsi edukasi, menceritakan dongeng pada anak juga berfungsi sebagai hiburan atau medium rekreasi.

Saat mendongeng, orang dewasa yang sudah menguasai konten dongeng dapat menyampaikan cerita tanpa teks. Cara tersebut membuat aktivitas mendongeng menjadi lebih atraktif.

"Kalau seandainya guru atau orang tua tidak menguasai konten yang didongengkan, tidak masalah sambil membaca karena bagi anak yang penting dia mendengar penuturan dari orang dewasa yang mendongeng itu, kemudian anak juga mendapatkan informasi tentang isi dongeng tersebut," kata Asep.

Baca juga: Kabur sejenak ke negeri dongeng, berburu keajaiban

Baca juga: Pemkot Jakpus berdayakan duta baca dalam peringatan Bulan Bahasa

Baca juga: PLN tanamkan karakter anti perundungan pada anak lewat dongeng

Pewarta: Rina Nur Anggraini
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023