Istanbul (ANTARA) - Pemerintah Filipina dan pemberontak komunis negara itu pada Selasa (28/11) menandatangani pernyataan gabungan di Oslo, dengan menyepakati "penyelesaian konflik bersenjata secara prinsip dan damai."

Menurut Kantor Berita Filipina (PNA) yang berbasis di Manila, pernyataan tersebut menekankan perlunya kesatuan untuk mengatasi tantangan dan menyelesaikan penyebab konflik bersenjata.

"Kedua pihak menyepakati penyelesaian konflik bersenjata secara prinsip dan damai. Menyelesaikan akar konflik bersenjata dan mengakhiri perjuangan akan memungkinkan transformasi CPP (Partai Komunis Filipina)-NPA (Tentara Rakyat Baru)-NDFP (Front Demokratik Nasional Filipina)," kata Penasihat Perdamaian Presiden Filipina Carlito Galvez dalam konferensi pers.

Galvez menekankan bahwa kedua pihak mengakui adanya masalah sosial-ekonomi dan politik yang "mengakar" dan sepakat untuk membuat kerangka kerja yang menguraikan prioritas bagi perundingan damai.

Dia menambahkan bahwa pemerintah dan Front tersebut kemungkinan akan bertemu pada kuartal pertama 2024.

"Kami tidak bisa menetapkan batas waktu untuk itu. Cukup berbahaya untuk melakukan hal itu karena (transisi harus) berkelanjutan," kata Menteri Pertahanan Gilberto Teodoro.

"Legislator kami harus berpartisipasi dalam proses ini," lanjutnya.

Baca juga: Filipina dan Australia gelar patroli laut dan udara gabungan di LCS
Baca juga: Filipina ajukan CoC baru untuk wilayah sengketa Laut China Selatan

Penerjemah: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023