Berlin (ANTARA) - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Sultan Oman Haitham bin Tarik Al Said, Selasa (28/11), bertemu di ibukota Oman, Muscat, guna membahas prospek perdamaian Gaza.

"Pembicaraan berfokus pada prospek politik Gaza dan kemungkinan peran negara-negara Arab menuju solusi dua negara," kata Steienmeier di platform media sosial Instagram.

Dia mengemukakan bahwa Oman "kerap bertindak sebagai mediator di kawasan ini," termasuk antara Arab Saudi dan Iran.

"Fakta bahwa Oman telah memainkan peran mediasi yang sangat baik dalam pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi," kantor berita Jerman, dpa, mengutip ucapan Steienmeier setelah pembicaraannya dengan Sultan Oman.

"Mengurangi ketegangan antara kedua negara ini tentu akan membantu mengurangi ketegangan di kawasan secara keseluruhan," tegasnya.

Jerman telah menjadi sekutu setia Israel dalam konfliknya dengan Hamas.

Kanselir Olaf Scholz juga mengatakan bahwa keamanan Israel tidak dapat dinegosiasikan, dan dalam konflik saat ini dengan Hamas, Jerman "hanya memiliki satu posisi" dan itu adalah "teguh di sisi Israel."

Sikap pemerintah Jerman yang pro-Israel terhadap perang Gaza tidak didukung oleh masyarakat, sebuah jajak pendapat baru terungkap minggu lalu.

Jajak pendapat yang dilakukan oleh Institut Allensbach menemukan bahwa mayoritas warga Jerman menentang keberpihakan dalam konflik Israel-Palestina, dan sangat menentang pemberian dukungan militer kepada Israel.

Baca juga: Konflik Gaza, ekspor militer Jerman ke Israel meningkat 10 kali lipat
Baca juga: Jerman serukan solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel

Sumber: Anadolu

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023