IHSG akan didukung beberapa sektor yaitu perbankan, telekomunikasi, otomotif, dan sektor lain yang terkait barang konsumsi
Jakarta (ANTARA) - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk mengalokasikan mayoritas portofolionya sebesar 60 persen ke instrumen saham, yang meliputi saham unggulan/ blue chips, saham lapis dua, atau reksa dana indeks pada semester II- 2024.

“Sisanya yaitu 40 persen pada instrumen obligasi pemerintah,” ujar Head of Research Team Mirae Asset Robertus Hardy setelah acara Investor Network Summit 2023 & Market Outlook di Jakarta, Kamis.

Robertus memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menembus 8.100 pada semester II-2024 mendatang, setelah adanya pelonggaran kebijakan moneter dan kejelasan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) putaran kedua.

Menurutnya, potensi penguatan IHSG akan ditopang oleh beberapa faktor, diantaranya besarnya potensi pelonggaran kebijakan moneter bank sentral global, sehingga akan memicu iklim investasi yang positif, baik untuk pasar saham maupun pasar obligasi.

“IHSG akan didukung beberapa sektor yaitu perbankan, telekomunikasi, otomotif, dan sektor lain yang terkait barang konsumsi. Prediksi tersebut didasari valuasi fundamental rasio harga saham per laba (P/E ratio) sebesar 14x-15x dan asumsi pertumbuhan dividen per saham (EPS growth) sebesar 10-15 persen,” ujarnya.

Dalam kesempatan sama, Senior Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menilai inflasi akan terkendali dan terbuka peluang terjadinya penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) pada tahun depan, seiring dengan kemungkinan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed menurunkan suku bunga acuannya.

Dari sisi inflasi, menurutnya, kenaikan harga barang-barang tahun depan diprediksi sebesar 2,65 persen, atau lebih rendah dibandingkan perkiraan tahun ini 2,85 persen.

“Dengan kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga hingga 100 basis poin menjadi 4,5 persen, kami juga memprediksi BI akan menurunkan suku bunga dengan besaran yang serupa, menjadi 5,0 persen,” ujarnya.

Selain itu, Rully memprediksi kinerja neraca perdagangan Indonesia akan tetap surplus sepanjang tahun 2024, dan keseimbangan eksternal masih tetap terjaga, sehingga rupiah diprediksi akan terapresiasi dengan rata-rata sepanjang tahun 2024 senilai Rp14.750 per dolar AS dan posisi akhir tahun Rp14.535 per dolar AS.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023