Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menjual kepemilikan saham di PT Merpati Nusantara Airlines untuk menyelamatkan perusahaan negara yang sedang terbebani utang tersebut.

"Opsi pelepasan saham dengan mengundang investor strategis dilakukan karena pelaksanaan restrukturisasi Merpati tidak mendapatkan hasil yang memuaskan," kata Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan di Jakarta, Kamis.

Sebelum mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Dahlan mengatakan penawaran saham Merpati kepada investor menjadi opsi penyelematan perusahaan yang diputuskan dalam Rapat Pimpinan Kementerian BUMN pada Kamis (11/7).

Pemerintah mempersilakan investor yang berminat membeli saham Merpati untuk menyampaikan proposal langsung ke Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham Merpati.

Selain menyampaikan minat, ia mengatakan, investor dalam proposal juga diminta menyampaikan pokok pemikiran guna menyelamatkan perusahaan penerbangan "plat merah" tersebut.

Kementerian BUMN sudah berkali-kali melakukan restrukturisasi Merpati dengan menyuntikan dana, mengurangi karyawan, memindahkan kantor pusat, serta melakukan restrukturisasi utang kepada kreditur swasta dengan mengkonversi utang menjadi saham.

Dahlan mengakui kondisi Merpati sudah pada tahap kritis dengan beban utang yang mencapai sekitar Rp6 triliun.

Mantan Dirut PT PLN ini pun mengatakan pemerintah menunggu investor yang benar-benar berminat mengelola Merpati.

"Siapapun itu, baik perusahaan asing maupun lokal silahkan masuk. Bidang usaha investor yang mau masuk pun apa saja, tidak harus perusahaan penerbangan," ujarnya.

"Kalau memang tidak ada yang berminat maka dengan sangat terpaksa eksistensi Merpati harus diakhiri (dilikuidasi--red)," ujar Dahlan.

Meski demikian Dahlan mengaku sedang memikirkan opsi lain yaitu Merpati tidak lagi melayani penerbangan, namun tetap mempertahankan bisnis perbaikan pesawat yaitu Merpati Maintenance Facility (MMF) yang dianggap sangat prospektif.

"Tapi itu merupakan pemikiran, yang bisa saja berubah sesuai dengan kondisi penanganan Merpati secara menyeluruh," ujarnya.


Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013