Jakarta (ANTARA) -
Salah satu destinasi favorit para pelancong di negara Qatar adalah Qatar Museum atau Museum Nasional Qatar, museum yang dibuka pada Maret 2019 itu menyuarakan budaya dan warisan negara melalui artefak, sejarah lisan, musik, film, dan karya seni.

Ruang pameran binatang khas Qatar di Museum Nasional Qatar, di Doha, Selasa (28/11/2023) (ANTARA/Fitra Ashari)
 
Museum Nasional Qatar membawa pengunjung dalam perjalanan yang imersif dan multisensorik melalui galeri tematik sepanjang 1,5 kilometer.
 
Di sini pengunjung bisa mempelajari bagaimana daratan Qatar terbentuk, adanya peradaban dan kehidupan masyarakat Qatar pada zaman dahulu, berbagai bentuk satwa liar yang ada di daratan Qatar dengan ukuran sesungguhnya, hingga biota laut yang bisa ditemukan di perairan Qatar seperti dugong.

Baca juga: Qatar resmikan museum olahraga terbesar sedunia
 
Selain itu, pengunjung juga diajak untuk mendalami sejarah mata pencaharian masyarakat Qatar kala itu sebagai pencari mutiara. Di sini akan diperlihatkan seperti apa mutiara yang digunakan sebagai perhiasan maupun alat perdagangan.
Sadu, kain yang terbuat dari bulu domba yang digunakan masyarakat Qatar untuk dijadikan tenda dan karpet di Museum Nasional Qatar, di Doha, Selasa (28/11/2023) (ANTARA/Fitra Ashari)
 
Di bagian berikutnya, pengunjung juga diperlihatkan bagaimana masyarakat Qatar pada tahun 1800-1900 kala itu memakai bulu domba untuk dibuat menjadi berbagai macam kebutuhan mulai dari karpet yang disebut Sadu, membuat tenda, sarung bantal dan sarung untuk sadel unta.
 
Kain dari bulu domba yang dibuat untuk tenda panjangnya bisa mencapai 12 meter. Tenda ini digunakan sehari-hari untuk hidup dan setiap ruangan juga diberi sekat berupa kain.
 
Seiring berjalannya waktu, Qatar semakin berkembang dengan kemajuan kotanya, terlebih saat dikembangkannya minyak dan gas di sana, dan beberapa kerja sama yang dilakukan pemerintahan Qatar dengan negara lain seperti Inggris Raya sampai pada deklarasi kemerdekaan pada tahun 1971.
Ruang pameran di Museum Nasional Qatar, di Doha, Selasa (28/11/2023) (ANTARA/Fitra Ashari)
Bangunan dari Museum Nasional Qatar terbilang cukup unik yang terinspirasi dari bunga mawar gurun, dirancang oleh arsitek pemenang Pritzker Prize, Jean Nouvel.
 
Bangunan ini terdiri atas piringan besar yang saling mengunci dengan diameter dan lekukan berbeda yang mengelilingi istana bersejarah yang telah direstorasi dari mendiang Syekh Abdullah bin Jassim Al Thani, penguasa Qatar (1913-1949). Sheikha Amna binti Abdulaziz bin Jassim Al Thani menjabat sebagai direktur sejak tahun 2013.

Baca juga: Kuliner Bali terpilih dalam pertukaran budaya Indonesia-Qatar
 
Bangunan asli dari Museum Nasional Qatar yang masih di pertahankan, (28/11/2023) (ANTARA/Fitra Ashari)
 
Hadirnya Museum Nasional Qatar untuk melestarikan, memulihkan, dan memperluas penawaran budaya dan situs bersejarah negara, berbagi seni dan budaya dari wilayah Qatar, Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Selatan (MENASA) dengan dunia dan memperkaya kehidupan warga negara, penduduk, dan pengunjung.
 
Melalui rangkaian acara Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture, kedua belah pihak ingin membangun pemahaman dunia tentang negara Qatar, terutama sebagai pusat seni dan budaya, pariwisata, pendidikan, dan olahraga.
 
Tahun 2023 menjadi waktu untuk merayakan aspek-aspek unik dari budaya Indonesia dan hubungannya dengan budaya Qatar. Hal ini juga mencakup fokus khusus pada dukungan untuk pengembangan ekonomi kreatif Indonesia di pasar negara yang sedang berkembang pesat, termasuk penekanan pada proyek-proyek yang meningkatkan industri kreatif di kedua negara dengan fokus pada kemitraan jangka panjang yang berkelanjutan.

Baca juga: Mengenal budaya kopi Qatar dan Indonesia di Museum Nasional Qatar

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023