Kupang (ANTARA) - Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok di Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan terjadi 35 kali letusan di puncak gunung tersebut selama Kamis (30/11) pukul 00.00 WITA sampai 24.00 WITA waktu setempat.

"Sejak kemarin ada 35 kali letusan yang terjadi di puncak kawah gunung tersebut," kata Petugas Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Fajaruddin M. Balido dalam laporannya yang diterima ANTARA di Kupang, NTT, Jumat.

Dari 35 kali letusan itu, kata dia, tinggi kolom abu berada pada kisaran tinggi 200-500 m dan warna asap putih dan kelabu.

Fajaruddin menambahkan puluhan kali letusan itu disertai lontaran lava pijar dan gemuruh lemah hingga sedang. Lontaran lava pijar dalam radius puncak.

Saat terjadi letusan juga, kata dia, gunung terlihat jelas hingga kabut 0-II. Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50-700 meter di atas puncak kawah.

Dia menambahkan saat ini gunung api yang pernah erupsi pada akhir November 2021 lalu itu kini berada pada Status Level II atau waspada.

Karena itu pihaknya mengeluarkan rekomendasi berupa larangan masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, serta wisatawan memasuki dan melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut.

Sementara masyarakat di tiga desa di bawah kaki gunung tersebut, seperti Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona, diminta selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah Gunung Ile Lewotolok.

Ia mengingat masih ada abu vulkanik yang keluar dari kawah gunung itu, sehingga masyarakat diimbau untuk selalu menggunakan masker untuk menghindari gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan Iainnya.

Baca juga: Pos Pemantau: Terjadi 90 kali letusan Gunung Ile Lewotolok NTT

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok kembali erupsi setinggi 400 meter

Baca juga: Tetap waspada, erupsi Gunung Ile Lewotolok di NTT masih fluktuatif

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023